Bisnis.com, JAKARTA- Imbal hasil obligasi sejumlah negara menguat, setelah bank sentral Eropa menanyakan memperpanjang stimulusnya.
Yield obligasi menguat dan euro melemah pada penutupan perdagangan Kamis (8/12/2016).
Obligasi menyoroti putusan Bank Sentral Eropa yang akan memperpanjang program pembelian obligasi, meski anggarannya dipangkas.
ECB akan mengurangi program pembelian obligasi menjadi 60 miliar euro sebulan dari 80 miliar euro, tapi stimulua diperpanjang dari bulan April sampai Desember 2017.
"Obligasi berpengaruh," kata Frances Donald, Ekonom Senior Manulife Asset Management seperti dikutip Bloomberg, Jumat (9/12/2016).
Euro melemah 1,28% ke 1,0615 US$/euro.
Bank Sentral Eropa memangkas kembali pembelian aset, tetapi berjanji tetap mempertahankan stimulus untuk membantu pemulihan kawasan.
ECB memonitor tanda-tanda rebound berkelanjutan, laju inflasi, dan tingginya risiko politik menjelang pemilu yang digelar di lima negara terbesar zona euro.
The European Central Bank juga berjanji untuk menjaga biaya pinjaman.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pembelian obligasi akan dipotong menjadi 60 miliar euro sebulan dari 80 miliar euro. Pemangkasan itu akan dimulai pada April.
"Kami bahkan bisa kembali ke 80 (miliar euro). ECB akan tetap di pasar," kata Draghi seperti dikutip Reuters, Jumat (9/12/2016).
Imbal hasil obligasi sejumlah negara (8 November 2016)
Tanggal | Yield (%) |
AS | 2,422 |
Inggris | 1,376 |
Prancis | 0,798 |
Jerman | 0,377 |
Sumber: Bloomberg