Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Selasa (6/12/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:
- WSKT tambah modal anak usaha Rp450,15 miliar
PT Waskita Karya Persero Tbk (WSKT) melakukan penambahan modal sebesar Rp450,15 miliar pada PT Waskita Karya Realty. Pada sisi lain, WSKT berencana menganggarkan belanja modal Rp30 triliun untuk berbagai bisnis perseroan di sektor jalan tol, properti, energi dan konstruksi pada 2017. Selain untuk jalan tol, belanja modal yang dianggarkan oleh perseroan antara lain untuk anak usaha yang bergerak di sektor energi, PT Waskita Sangir Energi, senilai Rp1,9 triliun, kemudian PT Waskita Beton Precast Rp2 triliun, PT Waskita Realty Rp1 triliun dan usaha konstruksi Waskita Karya Rp900 miliar.
- MEDC tawarkan obligasi Rp1 triliun
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melakukan Penawaran Obligasi Berkelanjutan II Tahap III senilai Rp1 triliun yang terdiri dari tiga seri. Obligasi seri A memiliki nominal Rp101 miliar dengan bunga 10,8% per tahun dan jangka waktu 3 tahun dan seri B memiliki nominal Rp4 miliar dan bunga 11,3% dan jangka waktu 5 tahun serta seri C dengan nominal Rp22 miliar berbunga 11,8% per tahun dan berjangka waktu 7 tahun. Pefindo memberikan peringkat idA+ untuk obligasi dan Penjamin pelaksana emisi adalah CIMB Securities Indonesia, Danareksa Sekuritas, DBS Vickers Securities Indonesia dan Mandiri Sekuritas dengan wali amanat Bank Mega. Masa penawaran dilakukan pada 15-16 Desember 2016 dan pencatatan di BEI pada 22 Desember 2016.
- UNIC manfaatkan revaluasi aset tetap
PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) akan mendapat manfaat revaluasi aset tetap dalam 16 tahun ke depan. Tahun ini, perseroan sudah merasakan manfaat revaluasi dengan catatan laba US$19,5 juta. Revaluasi aset perseroan dilakukan sejak akhir tahun 2015. Karena revaluasi aset berdasarkan mesin di pabrik, maka manfaat yang didapatkan perseroan akan berlangsung hingga 16 tahun ke depan. Adapun nilai revaluasi aset perseroan mencapai US$ 60 juta. Tanpa revaluasi aset, laba perseroan hingga akhir September 2016 mencapai US$7 juta. Jadi, tambahan laba dari revaluasi aset mencapai sekitar US$12,5 juta.
- BBKP tunda rights issue hingga semester I/2017
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) menunda pelaksanaan penerbitan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue hingga semester I 2017 dari rencana semula pada akhir tahun 2016. Perseroan tengah mencari calon investor baru untuk menyerap rights issue. Saat ini likuditas BBKP sudah kembali stabil setelah sempat mengetat. Pada semester I 2017 perseroan berharap memperoleh Rp2 triliun – Rp3 triliun dari rights issue.
- SMRA targetkan marketing sales tumbuh 9%
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) bersiap menghadapi tren pertumbuhan penjualan properti pada 2017. Kebangkitan tersebut akan ditopang berbagai sentimen positif makro ekonomi serta kebijakan baru pemerintah. Berlanjutnya pengembangan proyek baru dan ekspansi produk juga akan menopang pertumbuhan tahun depan. Manajemen SMRA memperkirakan pertumbuhan marketing sales perseroan sebesar 9% tahun depan, dibandingkan dengan perkiraan tahun ini mencapai Rp3,5 triliun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp4,3 triliun.
- BBRI akan terbitkan obligasi Rp8 triliun pada 2017
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan kembali menerbitkan obligasi pada tahun depan. Perseroan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II BRI Tahap I Tahun 2016 senilai Rp4,6 triliun. BBRI memiliki izin menerbitkan obligasi berkelanjutan senilaiRp20 triliun hinggamendatang. Jumlah penerbitan akan disesuaikan dengan kebutuhan kredit dan profil jatuh tempo obligasi sebelumnya. Secara umum, penerbitan sisa PUB akan dibagi menjadi dua, Rp8 triliun pada 2017 dan Rp7 triliun pada 2018. Selain obligasi, BBRI juga masih memiliki sisa medium term notes (MTN) sekitar Rp3,08 triliun, setelah pada September lalu perseroan menerbitkan surat utang jangka menengah tersebut senilai Rp1,92 triliun