Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat 0,43% atau 22,35 poin ke 5,.268,31 pada perdagangan Senin (5/12/2016).
Indeks sempat dibuka melemah dan bergerak fluktuatif di awal dagang, tetapi sejak pukul 09.16 WIB indeks mulai konsisten bergerak di zona hijau.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 5.239,89-5.280,32.
Dari 538 saham yang diperdagangkan, sebanyak 165 saham menguat, 136 saham melemah, dan 237 saham stagnan.
Tujuh dari sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia menguat dipimpin kenaikan sektor tambang 2,29%.
Adapun sektor lainnya melemah dengan pelemahan terbesar dialami sektor properti dan finansial.
Indeks Bisnis 27 juga ditutup menguat 0,36% ke 454,62. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berbalik menguat 0,53% atau 72 poin ke Rp13.440.
Penguatan IHSG berbanding terbalik dengan pergerakan bursa Asia yang cenderung melemah sejak awal perdagangan hari ini.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menilai secara teknikal, target menutup gap telah terpenuhi seiring indeks berakhir naik pada akhir pekan lalu, sehingga IHSG selanjutnya akan menguji resistance MA25 yang kemudian akan berlanjut mendekati resistance MA50 di level 5.330.
" IHSG masih akan bergerak positif pekan ini dengan range pergerakan 5.200-5.330," katanya dalam riset.
Adapun Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya melihat penguatan IHSG hari ini ditopang oleh kondisi stabilnya perekonomian dalam negeri.
Dia mengatakan rilis data perekonomian terlansir di awal bulan masih menunjukkan berada dalam kondisi terkendali, hal ini tentunya merupakan salah satu faktor yang menunjukkan bahwa kondisi ekonomi masih masih terus bertumbuh dengan baik dan berada dlam tahap wajar.
"Selain itu, IHSG bergerak konsolidasi di tengah penguatan komoditas," ungkapnya.
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | (%) |
HMSP | +1,8 |
TLKM | +1,28 |
PTBA | +9,59 |
GGRM | +1,88 |
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | (%) |
BBRI | -0,88 |
LPPF | -3,18 |
UNVR | -0,41 |
SCMA | -3,1 |
Sumber: Bloomberg.