Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong membukukan kenaikan terbesar dalam hampir dua pekan terakhir pada Selasa (22/11/2016), setelah bursa AS menyentuh level tertingginya pada perdagangan kemarin.
Indeks Hang Seng ditutup menguat 1,43% atau 320,29 ke posisi 22.678,07, sedangkan Indeks China Enterprises naik 2,2% ke 9.651,45.
Dari 50 saham yang diperdagangkan pada indeks Hang Seng, 45 saham menguat, 3 saham melemah, sedangkan 2 saham stagnan.
Seperti dikutip Reuters, penguatan bursa Hong Kong juga didukung oleh lonjakan saham energi di tengah prospek bahwa negara penghasil minyak setuju untuk membatasi output.
Reli saham juga dapat dipicu oleh beberapa aksi ambil untung setelah pelemahan indeks dalam empat pekan berturut-turut.Namun, investor tetap khawatir terhadap lonjakan nilai tukar dolar yang mengancam pengalihan modal dari pasar negara berkembang.
Semua sektor utama naik di Hong Kong, dengan sektor energi yang naik hingga 3,8%, setelah harga minyak mentah melonjak lebih dari 4% pada perdagangan kemarin.
Kebangkitan harga minyak terjadi setelah komentar oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang memicu harapan bahwa negara-negara penghasil minyak utama dapat mencapai kesepakatan untuk membatasi produksi pada pertemuan pekan depan.