Bisnis.com, JAKARTA--Terpilihnya Donald J. Trump sebagai presiden Amerika Serikat telah membuat pasar bergerak bagai yoyo. Analis Uni Eropa menilai para investor Indonesia tidak perlu khawatir atas hasil pemilihan umum AS.
VP of Corporate Development & Market Research ForexTime Ltd. (FXTM) Jameel Ahmad mengungkapkan setelah Donald J. Trump terpilih, nilai tukar rupiah terhadap dolar telah melemah hingga 6%. Hal itu, sambungnya, tidak perlu membuat investor di Indonesia khawatir, sebab semua negara juga mengalami pelemahan.
"Negara berkembang lain seperti Afrika Selatan, Turki, Rusia juga melemah. Ini bukan saja karena Trump, tetapi lebih banyak tentang prospek perdagangan dunia yang khususnya buat mata uang negara berkembang," ungkap Jameel saat ditemui Bisnis, Senin (21/11/2016).
Kabar baik bagi negara berkembang, sambungnya, Trump akan meningkatkan stimulus fiskal dan fokus pada pembangunan, sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam akan meningkat. Jameel memprakirakan peningkatan pertumbuhan ekonomi AS, akan berdampak baik bagi ekspor negara berkembang dengan rate yang kompetitif.
Dia menilai bila pertumbuhan ekonomi AS mulai membaik, maka hal itu akan berdampak pada peningkatan laju inflasi. Laju inflasi yang tinggi pun akan berdampak pada peningkatan Fed Fund Rate (FFR).
Menurutnya, peningkatan suku bunga the Fed berpotensi memicu aliran dana keluar. Namun, aksi beralihnya dana itu hanya akan bersifat sementara, sebab Indonesia juga pernah mengalami capital outflow yang cukup besar pada semester II/2015.