Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah masih akan tertekan pada perdagangan Selasa (15/11/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan indeks dolar AS naik tajam hingga dini hari tadi bersamaan dengan kenaikan imbal hasil US Treasury. Hal tersebut masih dilatarbelakangi harapan kebijakan fiskal ekspansif yang akan ditempuh oleh Presiden Trump.
Di sisi lain harga komoditas terus tertekan termasuk minyak Brent yang terus menjauh dari $45/b. Fokus hari ini juga tertuju pada pertumbuhan PDB Zona Euro kuartal III/2016 yang diperkirakan membaik.
Sementara itu, rupiahmasih tertekan hingga Senin sore walaupun pelemahan tajam di sesi pagi sempat terkoreksi. Pelemahan rupiah dibarengi oleh anjloknya IHSG serta SUN, menandakan adanya flight to safety ke aset berbasis dolar.
“Pelemahan rupiah berpeluang bertahan dalam jangka pendek dengan ketidakpastian global yang belum akan hilang segera,” katanya dalam riset.
Adapun, hari ini ditunggu neraca perdagangan Oktober 2016 yang diperkirakan menipis surplusnya sebelum akhirnya fokus tertuju pada RDG BI yang diumumkan Kamis ini. “Penting ditunggu respon BI terhadap ketidakpastian global di tengah keinginan mempertahankan suku bunga rendah. Instabilitas politik dalam negeri yang meningkat ikut menggerus daya tarik aset rupiah.”