Bisnis.com, JAKARTA— Harga karet pada perdagangan pagi ini, Kamis (11/10/2016) mencetak level tertinggi baru dalam satu tahun perdagangan terakhir.
Harga karet di bursa Tokyo Commodity Exchange (Tocom) Rubber Future Contract untuk kontrak April 2017, seperti dikutip Bloomberg, dibuka menguat 0,37% ke 189 yen/kg.
Pada pk 08:00 WIB melesat 2,6% ke 193,2 yen/kg.
Harga komoditas karet diperkirakan bakal terus meningkat pada bulan ini, seiring dengan menguatnya faktor fundamental.
Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, mengatakan ada sejumlah faktor yang menguatkan harga karet. Dari sisi fundamental, produksi sedang mengalami hambatan akibat jumlah curah hujan yang tinggi di wilayah Asia Tenggara. Puncak musim hujan diperkirakan bakal terjadi pada Desember 2016 -- Januari 2017 (Bisnis.com. 9 November 2016).
Rubber Authority of Thailand menyatakan hujan yang membasahi sekitar 60% wilayah selatan telah menghambat produksi karet. Sentimen ini mendukung harga untuk naik.
Dari sisi permintaan, perekonomian China, India, AS, dan negara-negara Eropa menunjukkan perbaikan yang mengindikasikan tumbuhnya konsumsi. Bahan baku karet terutama digunakan dalam industri otomotif untuk ban.
Berdasarkan data China Passenger Car Association, penjualan mobil berpenumpang naik selama delapan bulan berturut-turut. Per Oktober, penjualan meningkat 20% secara bulanan (month on month/ mom) menjadi 2,22 juta unit.
Pergerakan harga karet*
Tanggal | Yen/kg |
10 November (pk. 08.00 WIB) | 193,20 (+2,60%) |
9 Oktober | 188,30 (-0,79%) |
8 Oktober | 189,80 (+1,44%) |
* Kontrak April 2016