Bisnis.com, JAKARTA--Kemenangan Donald Jhon Trump atas Hillary Rodham Clinton dalam pemilihan presiden Amerika Serikat diproyeksi bakal menguntungkan pasar modal, Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan Indonesia.
Robertus Yanuar Hardy, Kepala Riset PT Reliance Securities Tbk., mengatakan reaksi negatif terpilihnya Donald Trump dari Partai Republik menggantikan Barack Hussein Obama menjadi presiden AS ke-45 diperkirakan hanya sementara.
"Kita harapkan ada capital inflow kencang seperti saat Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (9/11/2016).
Pada perdagangan Rabu (9/11/2016), seluruh lantai bursa di Asia Pasifik ditutup pada zona merah. Indeks Nikkei 225 Jepang menjadi bursa paling ambrol dengan penurunan 5,36%. Bursa Eropa juga turut terseret ambrol saat awal perdagangan kemarin.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melorot 1,03% sebesar 56,36 poin ke level 5.414,32 dengan penguatan 17,88% year-to-date. IHSG bereaksi negatif untuk pertama kalinya dalam 16 tahun terakhir dan lima kali pemilu AS.
Investor asing kembali membukukan aksi jual bersih senilai Rp56 miliar. Pelaku pasar asing tercatat telah melepas portofolio dengan torehan net sell Rp3,27 triliun sejak Oktober 2016. Net sell tersebut membuat capaian net buy sejak awal tahun kian menipis menjadi Rp31,18 triliun.
Robertus menilai, pasar global terkejut atas terpilihnya Trump. Pasalnya, polling Bloomberg dan sejumlah prediksi menyebutkan elektabilitas Hillary Clinton mengalahkan Trump.
Sentimen negatif itu diperkirakan hanya sementara akibat peningkatan ketidakpastian. Namun, market global dan domestik diproyeksi kembali pulih seiring dengan perbaikan ekonomi nasional.
Program Trump yang ingin mengevaluasi hubungan perdagangan dengan China dan Meksiko diproyeksi berdampak positif bagi Indonesia. Bisnis dan investasi AS di China diharapkan akan beralih ke Indonesia, termasuk pendanaan proyek infrastruktur China yang didanai AS.
Terpilihnya Trump, sambungnya, membuat kemungkinan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan, menipis. Diperkirakan, The Fed tidak akan mengerek suku bunga Fed Fund Rate (FFR) pada Desember 2016.
"The Fed pasti melihat, kalau sesuai janji Trump terkait peninjauan hubungan perdagangan, itu akan berpengaruh pada GDP AS," tuturnya.
Hasil Pilpres AS akan menambah tenaga bagi window dressing yang terjadi pada akhir tahun di lantai bursa. Tren IHSG masih pada jalur bullish dengan proyeksi akhir tahun di level 5.500-5.600.