Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) naik sebesar US$4,47 per barel menjadi US$47,55 per barel dari semulai US$43,08 per barel pada September.
Berdasarkan laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang dikutip Senin (7/11/2016), naiknya ICP pada Oktober disebabkan beberapa faktor seperti proyeksi permintaan minyak mentah secara global, stok minyak mentah dan produk serta kondisi harga minyak mentah acuan.
Adapun, pada publikasi International Energy Agency (IEA) proyeksi permintaan minyak mentah sebesar 96,30 juta barel per hari (bph) atau naik 200.000 bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya yakni 93,10 juta bph. Di samping itu, tercatat stok minyak mentah komersial turun 900.000 bph menjadi 468,2 juta bph, gasolin turun 1,4 juta bph menjadi 226 juta bph dan distilate turun 8,3 juta bph menjadi 152,4 bph.
Sementara, menurut laporan organisasi pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), proyeksi permintgaan minyak mentah naik 130.000 bph dari bulan sebelumnya yaitu 92,27 juta bph menjadi 94,4 juta bph. Di sisi lain, pasokan minyak mentah negara non-OPEC diperkirakan turun 20.000 bph dari 56,32 juta bph menjadi 56,30 bph.
Naiknya harga minyak juga ditunjang oleh rencana pengurangan produksi minyak mentah Rusia sebesar 4%. Dengan demikian, hal tersebut meningkatkan peluang bahwa pertemuan anggota OPEC pada November 2016 akan membuahkan kesepakatan yang berdampak pada naiknya harga minyak.
Bila dibandingkan dengan harga acuan minyak mentah lainnya seperti Brent, West Texas Intermediate (WTI) dan Basket OPEC, ICP Oktober mendekati harga minyak sesuai Basket OPEC. Adapun, Brent naik US$4,26 per barel dari US$47,12 per barel menjadi US$51,39 per barel, WTI naik US%4,71 per barel dari US$45,23 menjadi US$49,94 per barel dan Basket OPEC naik US$5,17 per barel dari US$42,8 menjadi US$47,97 per barel.
MINYAK MENTAH: Harga ICP Naik Jadi US$47,55 per Barel
Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) naik sebesar US$4,47 per barel menjadi US$47,55 per barel dari semulai US$43,08 per barel pada September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dewi Aminatuz Zuhriyah
Editor : Fatkhul Maskur
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
OJK Disentil Soal Masih Sepinya Bursa Karbon
1 minggu yang lalu
Bank Mandiri Maksimalkan Data Analytics, Raih Penghargaan Global
3 jam yang lalu