Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham di berbagai bursa efek Asia, Kamis ini, mengalami tekanan di mana-mana akibat ketidakmenentuan mengenai siapa bakal memenangkan Pemilu Amerika Serikat yang akan segera ditentukan pekan depan.
Akibat ketidakmenentuan ini para investor memindahkan portofolio modal kepada yen dan emas sebagai keamanan modalnya.
Tinggal beberapa hari lagi Pemilu Amerika Serikat 8 November, Donald Trump mendadak menyalip Hillary Clinton yang menjadi favorit pasar saham dunia.
Mantan menteri luar negeri AS ini dianggap oleh sebagian besar investor sebagai tokoh yang lebih aman dan stabil ketimbang Trump yang dianggap tidak menguntungkan mereka. Namun perkembangan terakhir yang memperlihatkan Trump memimpin jajak pendapat membuat pelaku pasar memasang posisi jual.
"Langkah menekan risiko akan terus berlanjut," kata Chris Weston dari IG Ltd., Melbourne seperti dikutip AFP. Sampai pukul 02.00 GMT atau 09.00 WIB tadi, beberapa indeks saham dan nilai kurs turun atau naik tipis, meliputi:
Hang Seng Hong Kong turun 0,1% pada 22.777,84 poin
Indeks Shanghai naik tipis 0,2% pada 3.107,48 poin
Euro/dolar AS: naik pada US$1,1104 dari US$1,1095
Dollar/yen: turun pada 103,20 yen dari 103,42 yen
Pound/dollar: naik pada US$1,2321 dari US$1,2290.
Minyak West Texas Intermediate naik 50 sen pada US$45,84 per barel.
Minyak Brent Laut Utara naik 58 sen pada US$47,44 per barel.
Indeks Dow: Jones, New York, turun 0,4% pada 17.959,64 poin.
Indeks FTSE 100 London turun 1,0% pada 6.845,42 poin.