Bisnis.com, JAKARTA— Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2016 Indonesia mencatat inflasi sebesar 0,14% mom atau 3,31% yoy.
Inflasi Oktober tersebut bersumber dari inflasi komponen administered price, didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas terutama cabai merah, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, rokok dan tarif kereta api.
Bulan lalu, PLN menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) sekitar 0,1% yang berlaku bagi 12 golongan pelanggan. Cabai merah memberikan kontribusi inflasi 0,15%, tarif listrik menurut BPS memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,06%, sedangkan rokok dan tarif kereta api masing-masing memberikan kontribusi inflasi 0,01%.
Meskipun inflasi Oktober meningkat, namun tingkat inflasi Indonesia secara tahunan hingga saat ini masih tetap terjaga pada kisaran target yang ditetapkan Bank Indonesia antara 3%-5% tahun ini.
Rendahnya inflasi menjadi salah satu faktor yang mendorong BI memangkas suku bunga keenam kalinya bulan lalu atau mencapai 150 bps sepanjang tahun ini.
“Namun hal tersebut belum dapat mendorong pertumbuhan kredit yang terus melambat, mencapai 6,4% yoy pada September 2016,” papar riset HP Financials yang diterima, Rabu (2/11/2016).