Bisnis.com, JAKARTA--Emiten pertambangan batu bara PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih 16,16% menjadi US$209,1 juta setara Rp2,7 triliun pada kuartal III/2016 dari US$180 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis Senin (31/10/2016), disebutkan pendapatan yang diraup emiten bersandi saham ADRO itu merosot 15,8% menjadi US$1,77 miliar dari US$2,11 miliar.
Akan tetapi, beban pokok pendapatan berhasil ditekan 21,67% menjadi US$1,31 miliar dari US$1,67 miliar. Akhirnya, laba kotor berhasil diselamatkan dengan peningkatan 6,59% menjadi US$465,57 juta dari US$436,75 juta.
Pendapatan lain-lain sebesar US$24,75 juta dari sebelumnya beban senilai US$10 juta, berhasil meningkatkan keuntungan. Laba usaha akhirnya meningkat 19,2% menjadi US$382,22 juta dari US$320,41 juta.
Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir menuturkan pemulihan yang terjadi di pasar batu bara adalah hal yang menggembirakan. Reaksi pasokan masih berlanjut dan permintaan bergerak menyusul supply untuk mendukung pergerakan pasar menuju penyeimbangan kembali.
"Kami meyakini bahwa Adaro berada di waktu dan tempat yang tepat untuk menangkap momentum ini karena perusahaan telah meningkatkan basis sumber daya dan portofolio produknya," kata dia.
Hingga 30 September 2016, jumlah aset Adaro Energy mencapai US$6,13 miliar dari akhir tahun lalu US$5,95 miliar. Liabilitas US$2,6 miliar dari US$2,6 miliar dan ekuitas US$3,52 miliar dari US$3,35 miliar.