Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi pergerakan rupiah pada perdagangan Kamis (13/10/2016) masih tertekan.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan indeks dolar AS mempertahankan tren penguatannya setelah rilis FOMC meeting mempertegas rencana kenaikan FFR target dalam waktu dekat.
Di sisi lain, lemahnya yen akibat rencana BoJ luncurkan stimulus tambahan, ikut menguatkan dolar AS. Adapun, harga minyak kembali turun walaupun secara umum jauh lebih kuat dibanding bulan lalu. Sementara, pagi ini fokus langsung beralih ke data perdagangan Tiongkok yang bisa memberikan petunjuk atas prospek PDB kuartal III/2016 yang dirilis minggu depan.
Adapun, rupiah masih tertekan isu global walaupun beberapa berita positif seperti membaiknya realisasi pajak serta harapan tinggi didapatkannyainvestment grade. Di perdagangan Rabu, rupiah melemah bersama seluruh kurs di Asia terhadap dolar.
“Indeks dolar AS yang menguat serta minyak yang melemah hingga dini hari tadi berpeluang menjaga teakanan pelemahan ke rupiah walaupun beberapa kabar positif dari domestik bisa memberikan peluang apresiasi,” katanya dalam riset.