Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Keuangan melaporkan realisasi defisit anggaran hingga 30 September 2016 sebesar Rp224,3 triliun atau 1,79% PDB.
Nilai realisasi defisit tersebut sudah mencapai 75,6% target APBNP 2016 sebesar Rp296,7 triliun (2,35% PDB). Total realisasi penerimaan negara hingga akhir September sebesar Rp1.081,2 triliun (60,5% target APBNP 2016), dengan penerimaan perpajakan mencapai Rp869,1 triliun.
Dari jumlah tersebut, penerimaan PPh non migas mencapai Rp476,5 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp375,8 triliun, terutama berasal dari amnesti pajak. Sementara belanja pemerintah pusat realisasinya mencapai Rp767,7 tirliun atau 58,8% dari target Rp1.306,7 triliun.
Terkendalinya defisit APBNP 2016 merupakan efek dari amnesti pajak periode pertama yang berhasil meraih uang tebusan sekitar Rp93 triliun atau 56% dari target.
“Kinerja fiskal yang membaik mestinya dapat memudahkan upaya pemerintah untuk meraih peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P). Jika investment grade berhasil diraih, kinerja pasar obligasi dan saham Indonesia akan meningkat,” papar riset HP Financials yang diterima, Kamis (13/10/2016).