Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amnesti Pajak Tak Mampu Kerek IHSG dari Level 5.400, Ada Apa?

Keberhasilan amnesti pajak digadang-gadang menjadi stimulus pendorong pergerakan Indeks harga saham gabungan. Faktanya, gerak IHSG harus bersusah payah bertahan di level psikologis 5.400.
Siluet karyawan di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (3/10)./JIBI/Bisnis/NurulHidayat
Siluet karyawan di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (3/10)./JIBI/Bisnis/NurulHidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Keberhasilan amnesti pajak digadang-gadang menjadi stimulus pendorong pergerakan Indeks harga saham gabungan. Faktanya, gerak IHSG harus bersusah payah bertahan di level psikologis 5.400.

Bagi analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya, IHSG tidak sulit untuk menembus level psikologis. Yang terjadi hanyalah konsolidasi wajar menjelang tembusnya level tertinggi sepanjang sejarah atau all time high.

"Wajar IHSG konsolidasi menjelang tembus all time high. Itu juga terjadi di Wall Street dan indeks-indeks lain di dunia," tuturnya saat berbincang dengan Bisnis.com.

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (7/10/2016), IHSG ditutup terkoreksi tipis 0,6% ke level 5.377,15 seiring dengan pelemahan bursa regional. Namun, IHSG berhasil menguat 0,23% sebesar 12,34 poin dalam sepekan dari 5.364,80.

Dua pekan terakhir, IHSG terus berjuang untuk mempertahankan level psikologis 5.400 setelah ditinggalkan sejak 26 Agustus 2016. Pekan ini, IHSG menyentuh level tertinggi 5.472,32 dan penutupan akhir pekan menjadi level terendah 5.377,15.

Memang, bila diukur sepanjang tahun berjalan, IHSG masih menjadi bursa terkuat di antara pasar modal utama dunia dengan kenaikan 17,07%. Bursa Thailand yang sempat melesat, kini justru terkoreksi dengan penguatan 16,79% year-to-date.

Koreksi IHSG terjadi seiring dengan pelepasan investor asing di lantai bursa dengan capaian net sell Rp760,32 miliar pada akhir pekan. Sedangkan, aksi jual bersih investor asing dalam sepekan mencapai Rp557,84 miliar.

Aksi jual bersih investor asing pekan ini membuat capaian net buy sejak awal tahun menipis menjadi Rp33,89 triliun. Secara keseluruhan, transaksi investor asing sepanjang tahun berjalan mencapai Rp520,4 triliun.

William mencatat, capital inflow di pasar modal sejak 2013 masih positif dengan capaian lebih dari Rp50 triliun. Nilai itu belum termasuk capital inflow di pasar obligasi dan surat utang negara.

Saat IHSG nyaris menyentuh all time high, kata dia, pelaku pasar banyak melakukan pertimbangan, termasuk soal rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earning ratio/PE). Saat ini, rerata PE IHSG mencapai 12,9 kali dengan kapitalisasi pasar Rp5.815 triliun.

Investor juga mempertimbangkan lonjakan harga komoditas, terutama minyak mentah, batu bara, dan emas, yang cukup menyita perhatian. Aliran dana investor kali ini diperkirakan banyak mengalir dari pasar modal ke bursa komoditas.

Sebagai investor, sambungnya, tentu bakal memilih investasi yang menguntungkan dengan tren kenaikan. Pelaku pasar akhirnya berbondong-bondong memasuki pasar komoditas seiring tren lonjakan itu.

Sebaliknya, penurunan IHSG dalam beberapa waktu terakhir dinilai belum didukung oleh capital outflow yang deras. Sehingga, William memerkirakan pelaku pasar di PT Bursa Efek Indonesia tengah melakukan rebalancing portofolio untuk aksi-aksi di akhir tahun.

Biasanya, akhir kuartal IV atau Desember, akan terjadi window dressing yang membuat lantai bursa berseri di zona hijau. Kinerja emiten pada kuartal III tahun ini diproyeksi banyak mewarnai aksi jual-beli saham pada Oktober-November.

Window dressing yang terjadi pada Desember diproyeksi dapat kembali berlangsung. Namun, investor sebaiknya memantau pergerakan market lain, seperti pasar komoditas, valuta asing, hingga bursa global.

Bila ditinjau dari kondisi ekonomi domestik, hampir seluruh data telah mendukung gerak IHSG. Cadangan devisa yang dirilis Bank Indonesia misalnya, menjadi kenaikan tertinggi dalam 4,5 tahun terakhir.

Cadev Indonesia pada akhir September melonjak US$2,2 miliar mencapai US$115,7 miliar. Lonjakan Cadev itu berasal dari penerimaan pajak, tebusan dalam tax amnesty, devisa minyak dan gas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan lelang surat berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

BI mencatat, Cadev itu cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadev tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terjaga, sambungnya, menjadi alasan investor dalam memilih Indonesia sebagai negara layak investasi. Untuk itu, bersiap-siaplah IHSG akan menembus level all time high meskipun harus berkonsolidasi terlebih dahulu.

Setelah IHSG menembus angka tertinggi sepanjang masa, diperkirakan akan tercapai rekor-rekor baru seperti yang terjadi di Wall Street. Tembusnya sky the limit diproyeksikan bakal terus terjadi setelah pada tahun lalu menyentuh angka 5.523 pada April 2015.

Meski berpotensi menembus all time high, pelaku pasar sebaiknya mewaspadai sentimen global. Dalam jangka panjang, IHSG memang berada pada kondisi up trend sejak 2013.

BUTUH TAHAPAN

Hanya saja, kata dia, untuk menembus level all time high, dibutuhkan tahapan. Saat ini, lantai bursa tengah berkonsolidasi dengan kecenderungan koreksi wajar setelah terjadi reli yang cukup panjang.

Bayangkan saja, awal tahun ini, IHSG masih berada di level 4.000-an, dan sekarang lebih dari 5.300-an. Artinya, IHSG telah meningkat lebih dari 15% sepanjang tahun berjalan.

Sementara itu, keberhasilan pemerintah dalam program pengampunan pajak menjadi salah satu pendorong gerak IHSG sejak akhir Juni 2016. Tax amnesty menjadi pendorong tambahan yang menjadi sentimen positif lantai bursa.

Hingga Jumat (7/10/2016), nilai pernyataan harta yang disampaikan wajib pajak menembus Rp3.808 triliun. Repatriasi harta mencapai Rp142 triliun atau 14% dari target Rp1.000 triliun. Uang tebusan mencapai Rp97,3 triliun atau 58,9% dari target Rp165 triliun.

"Tax amnesty masih proses sampai 2017, tax amnesty menjadi salah satu faktor dari kebijakan ekonomi yang harus dipertanggungjawabkan pemerintah karena bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

Sebenarnya, pekerjaan rumah (PR) menggenjot pertumbuhan ekonomi, katanya, bukan hanya keinginan pemerintah Indonesia. Hal itu menjadi PR bagi semua negara, termasuk China yang mengalami perlambatan ekonomi pada tahun ini.

Pada akhirnya, pelaku pasar disarankan untuk optimistis memandang pergerakan IHSG. Terlebih lagi bila memantau data-data dalam jangka panjang, IHSG benar-benar berada di dalam tren kenaikan.

Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah terlalu melejitnya harga minyak mentah dunia. Lonjakan itu perlu diwaspadai akan terjadi koreksi dan tentu bakal merugikan investor.

Analis PT Reliance Securities Tbk. Lanjar Nafi pada kesempatan berbeda menilai bursa saham Asia mayoritas terkoreksi pada akhir pekan. Koreksi terjadi menjelang rilis data payroll Amerika Serikat yang mungkin memperkuat probabilitas kenaikan suku bunga The Fed.

Prediksi itu dijadikan alasan bagi investor untuk melakukan profit taking pada akhir pekan. Faktor lainnya, kejatuhan pound sterling hingga 6,1% juga menekan bursa global dan regional.

"Pergerakan IHSG cenderung bearish sejak awal sesi. Indeks sektor komoditas seperti pertanian dan pertambangan naik di atas 1% seiring kenaikan harga-harga komoditas," kata dia.

Kenaikan harga komoditas menjelang akhir tahun itu membuat spekulasi investor terhadap kinerja emiten di sektor tersebut. Sementara, Indeks tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia terkoreksi ke level 110 dari 113,3 pada periode sebelumnya. 

Penurunan indeks kepercayaan konsumen itu menjadi sentimen negatif bagi pelaku pasar asing yang terus menjauh dari emerging market, dan Indonesia. Pelaku pasar asing melepas portofolio menyusul capital outflow bulan lalu yang cukup besar.

"Pekan depan, IHSG masih berpeluang melemah dengan tekanan terbatas dan range pergerakan 5.340-5.400," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper