Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suspensi Dibuka, Saham BUMI Langsung Meroket

Setelah lebih dari dua bulan PT Bursa Efek Indonesia melakukan suspensi saham PT Bumi Resources Tbk., akhirnya pembekuan dibuka dan langsung meroket.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah lebih dari dua bulan PT Bursa Efek Indonesia melakukan suspensi saham PT Bumi Resources Tbk., akhirnya pembekuan dibuka dan langsung meroket.

BEI mencabut suspensi saham BUMI di pasar reguler dan tunai terhitung sejak sesi II perdagangan efek Rabu (5/10/2016). BEI memastikan pencabutan lantaran BUMI telah memenuhi penyampaian informasi dan pemenuhan atas sanksi bursa.

Manajemen BUMI baru saja merilis kinerja keuangan tahunan 2015 pada 4 Oktober 2016. Setelah suspensi dicabut, saham BUMI pun melesat.

Setelah dibuka, harga saham BUMI ditutup melonjak tajam 13,24% sebesar 9 poin ke level Rp77 per lembar saham. Harga saham BUMI mulai bangkit dari level terendah Rp50 per lembar yang terjadi sejak Juli 2015.

Kebangkitan saham BUMI dari level 'gocap' terjadi sejak 10 Juni 2016. Saham sejuta umat itu sempat menyentuh level tertinggi Rp84 per lembar pada 15 Juni 2016.

BUMI berhasil meraup laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$22,47 juta pada kuartal I/2016. Perolehan itu jauh lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu dengan kerugian bersih US$334,32 juta.

Meski demikian, pendapatan BUMI tampaknya masih tertekan dengan penurunan 38,9% menjadi US$6,47 juta dalam tiga bulan dari US$10,59 juta. Laporan keuangan BUMI tidak mencantumkan beban pokok pendapatan pada tahun ini, yang membuat laba kotor terkoreksi lebih tipis 29,3% menjadi US$6,47 juta.

Padahal, kerugian emiten tambang itu sempat membengkak 287,7% menjadi US$2,18 miliar setara dengan Rp28,34 triliun sepanjang periode 2015.

Rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk itu lebih buruk dari periode 2014 yang mencapai US$448,4 juta setara Rp5,82 triliun.

Pendapatan BUMI pada tahun lalu juga merosot 34% menjadi US$40,5 juta dari US$61,92 juta. Laba kotor terkontraksi 27% dari US$56,21 juta menjadi US$40,5 juta.

BUMI tidak melakukan penjualan batu bara pada tahun lalu. Perseroan hanya mengandalkan pendapatan dari jasa lokal pihak ketiga, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, dan ventura bersama dengan Bumi Resources Japan Company Limited, serta Mitsubishi Corporation RtM Japan Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper