Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham Oktober: IHSG Masuk Euforia Tax Amnesty & Inflasi

Pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi memasuki area euvoria keberhasilan tax amnesty dan terjaganya inflasi.
Emiten perbankan diperkirakan mendapat keuntungan dengan longgarnya likuiditas setelah dana amnesti pajak masuk. /Bisnis.com
Emiten perbankan diperkirakan mendapat keuntungan dengan longgarnya likuiditas setelah dana amnesti pajak masuk. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi memasuki area euforia keberhasilan tax amnesty dan terjaganya inflasi.

Senior Market & Technical Analyst PT Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien, mengatakan IHSG seharusnya telah memasuki area euvoria. Sebab, katalis positif pendorong indeks telah muncul semua.

Secara teknikal, kata dia, IHSG masih berada di level resistance 5.476 dan menjadi batas target saat terjadi penguatan. Bulan ini, pelaku pasar diproyeksi mengakumulasi keuntungan saat IHSG bergerak positif.

IHSG diproyeksi mampu mengarah ke level 5.500 meskipun bakal ada koreksi sementara. Beberapa waktu terakhir, IHSG sempat koreksi kendati tidak terlalu dalam hingga area konsolidasi di bawah 5.200.

"Oktober ini, range IHSG potensinya level support 5.290-5.480. Volatilitas masih cukup tinggi," ucapnya kepada Bisnis.com, Senin (3/10/2016).

Pada perdagangan awal Oktober, IHSG bertahan di atas level 5.400 sepanjang perdagangan Senin (3/10/2016). IHSG ditutup rebound 1,85% sebesar 99,11 poin ke level tertinggi harian 5.463,91 dan terendah 5.417,15.

Angka inflasi diproyeksi tidak akan melebihi 4% dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,1%. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi sebesar 0,22% pada September 2016 dan tahunan 3,07%.

Hingga Senin (3/10/2016), rerata rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earning ratio/PE) IHSG mencapai 13,1% dengan kapitalisasi pasar Rp5.907 triliun. Penguatan IHSG sejak awal tahun sebesar 18,96% tetap menjadi jawara di antara bursa utama dunia.

Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih Rp492,4 miliar setelah dua hari perdagangan sebelumnya juga membukukan net buy. Aksi borong saham oleh investor asing membuat catatan net buy sejak awal tahun menebal menjadi Rp34,95 triliun.

Dalam tiga hari perdagangan terakhir, investor asing mencatatkan net buy Rp1,8 triliun setelah terus melepas portofolio sejak pekan terakhir Agustus. Sepanjang September, IHSG ditutup terkoreksi 0,4% sebesar 21,27 poin setelah tiga bulan berturut-turut mengalami lonjakan tajam.

Saham-saham blue chips diperkirakan telah memasuki area overbought seperti BBCA, TLKM, HMSP, dan saham big caps lainnya. Saham blue chips mulai ada tendensi area konsolidasi koreksi menjelang aksi window dressing.

Fund manager lokal dan asing mulai mengamankan posisi sehingga memilih konsolidasi dengan cara bargain hunting. Penguatan IHSG disebut-sebut dimotori oleh prediksi realisasi amnesti pajak tahap kedua yang melanjutkan kesuksesan tahap pertama.

Pergerakan IHSG pada Oktober dinilai tidak ada potensi pergerakan negatif. Pelaku pasar, terutama fund manager, lebih banyak melakukan rebalancing yang membuat gerak IHSG lebih volatile.

Sementara itu, rilis inflasi masih sejalan dengan target pemerintah pada kisaran 3,5%-4% sampai akhir tahun. Angka inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi positif, dan realisasi amnesti pajak sebagai bonus menggembirakan, membuat IHSG Oktober diproyeksi berkonsolidasi pada fase distribusi.

Kinerja emiten pada kuartal III/2016, kata dia, akan ada kejutan dari sektor pertambangan. Namun, sektor penerima manfaat efek amnesti pajak diperkirakan akan melaju kencang.

Emiten perbankan diperkirakan mendapat keuntungan dengan longgarnya likuiditas setelah dana amnesti pajak masuk. Lalu, sektor infrastruktur dan consumer goods bakal mendulang efek domino tax amnesty.

Investor asing di lantai bursa diperkirakan masih akan memborong portofolio di saham-saham second liners. Pelaku pasar dari luar negeri itu belum memasuki saham-saham penggerak pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper