Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Tax Amnesty Pada IHSG, Ini Saham Pilihan Oktober

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi mampu menembus 5.500 sepanjang Oktober yang didorong oleh realisasi makro ekonomi dan amnesti pajak. Saham apa saja yang bisa menjadi pilihan?
Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./Antara
Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi mampu menembus 5.500 sepanjang Oktober yang didorong oleh realisasi makro ekonomi dan amnesti pajak. Saham apa saja yang bisa menjadi pilihan?

Pada perdagangan awal Oktober, IHSG bertahan di atas level 5.400 sepanjang perdagangan Senin (3/10/2016). IHSG ditutup rebound 1,85% sebesar 99,11 poin ke level tertinggi harian 5.463,91 dan terendah 5.417,15.

Alfred Nainggolan, analis PT Koneksi Kapital, memerkirakan IHSG sepanjang Oktober dapat menembus level 5.500 lantaran dorongan makro ekonomi dan tax amnesty.

Angka inflasi diproyeksi tidak akan melebihi 4% dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,1%. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi sebesar 0,22% pada September 2016 dan tahunan 3,07%.

"IHSG sudah kuart di level 5.400 dan kemungkinan akan menembus 5.500 pada bulan Oktober. Pendorongnya makro ekonomi, tax amnesty, dan stabilitas rupiah," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (3/10/2016).

Hingga Senin (3/10/2016), rerata rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earning ratio/PE) IHSG mencapai 13,1% dengan kapitalisasi pasar Rp5.907 triliun. Penguatan IHSG sejak awal tahun sebesar 18,96% tetap menjadi jawara di antara bursa utama dunia.

Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih Rp492,4 miliar setelah dua hari perdagangan sebelumnya juga membukukan net buy. Aksi borong saham oleh investor asing membuat catatan net buy sejak awal tahun menebal menjadi Rp34,95 triliun.

Dalam tiga hari perdagangan terakhir, investor asing mencatatkan net buy Rp1,8 triliun setelah terus melepas portofolio sejak pekan terakhir Agustus. Sepanjang September, IHSG ditutup terkoreksi 0,4% sebesar 21,27 poin setelah tiga bulan berturut-turut mengalami lonjakan tajam.

Alfred menjelaskan rilis kinerja emiten pada kuartal III/2016 dinilai tidak akan memberikan kejutan bagi pelaku pasar. Investor diperkirakan bakal memilih saham-saham berkapitalisasi pasar besar seiring tren positif di lantai bursa.

Gerak IHSG yang telah mampu melewati fase konsolidasi, sambungnya, akan dilanjutkan dengan tren penguatan hingga menyentuh 5.500. Realisasi amnesti pajak tahap kedua diproyeksi mendorong IHSG seiring berhasilnya periode pertama.

Pada tahap pertama, realisasi tax amnesty sebesar Rp97,2 triliun dan melampaui 50% dari target Rp165 triliun. Dana deklarasi mencapai Rp3.621 triliun dan repatriasi RP137 triliun.

Pelaku pasar mengapresiasi capaian amnesti pajak dengan kenaikan IHSG lebih dari 1,5%. Hingga akhir Oktober, IHSG diproyeksi berada pada kisaran 5.300-5.500.

Menurut dia, penguatan tertinggi IHSG akan terjadi pada Desember dengan menembus all time high 5.600 akibat adanya window dressing. Sebelum mencapai level tertinggi itu, IHSG sudah menanjak ke level 5.500 terlebih dahulu.

Pelaku pasar masuk ke lantai bursa dengan memilih saham-saham blue chips dan Indeks LQ-45. Longgarnya likuiditas seiring program amnesti pajak membuat investor memburu saham-saham besar meskipun harus merogoh kocek dalam-dalam.

Sepanjang Oktober, kata dia, saham sektor perbankan diproyeksi bergerak positif setelah memiliki ruang gerak yang terbatas. Sektor finansial akan memimpin laju IHSG Oktober yang terdorong oleh realisasi kredit hingga akhir tahun.

Saham-saham yang direkomendasikan a.l. BMRI, BJTM, BBKP, dan BBRI. Sedangkan, saham sektor konstruksi yang direkomendasikan adalah ADHI dan WSBP.

"Bulan ini ada tren positif, kebanyakan saham enggak akan banyak turun. Lebih flat dan cenderung naik, terdongkrak oleh faktor makro ekonomi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper