Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jalan tol pelat merah PT Jasa Marga (Persero) Tbk tengah merancang aksi korporasi penjualan saham anak usaha demi mendapatkan dana segar.
Direktur Keuangan Jasa Marga Anggiasari Hindratmo mengatakan opsi pelepasan kepemilikan saham anak usaha tetap mempertimbangkan porsi mayoritas perseroan. Jasa Marga segera meminta restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Yang jelas penjualan saham anak usaha untuk yang belum fit tapi sudah beroperasi, lepasnya minoritas," ujarnya pada Selasa malam (27/9/2016).
Emiten bersandi saham JSMR itu memiliki 21 anak usaha dengan kepemilikan mayoritas lebih dari 55%. Sejak awal tahun, JSMR mendirikan empat anak usaha baru yakni PT Jasamarga Semarang Batang (60%), PT Jasamarga Pandaan Malang (60%), PT Jasamarga Manado Bitung (65%), dan PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (55%).
Dari 21 anak usaha JSMR, sebanyak 10 perusahaan konsolidasi telah beroperasi secara penuh. Sisanya, 11 anak usaha JSMR masih dalam tahap pengembangan.
Penjualan saham dapat dilakukan melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), maupun private placement. Perseroan ingin melego saham anak usaha sebagai langkah monetisasi.
Kementerian BUMN dalam catatan Bisnis tengah menyiapkan IPO tujuh anak usaha perusahaan pelat merah. Ketujuh anak usaha BUMN itu termasuk PT HK Realtindo dan PT Tugu Pratama Indonesia.
Anggiasari menjelaskan monetisasi yang dilakukan perseroan seiring dengan kebutuhan dana pada tahun depan. JSMR diperkirakan membutuhkan dana Rp9 triliun-Rp10 triliun pada 2017.
"Kebutuhan dana enggak banyak, sekitar Rp9 triliun sampai Rp10 triliun. Lebih banyak untuk refinancing. Kalau investasi enggak pakai dana itu," tuturnya.
Perseroan merancang emisi obligasi berkelanjutan senilai Rp19 triliun pada 2017 untuk refinancing bonds dan pendanaan proyek tol baru. Awal 2017, Jasa Marga merancang penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp2 triliun untuk refinancing.
Hingga 30 Juni 2016, Jasa Marga memiliki utang bank yang akan jatuh tempo selama setahun senilai Rp2,49 triliun dan obligasi Rp2,9 triliun. Sedangkan, utang bank jangka panjang mencapai Rp8,89 triliun dan obligasi Rp3,17 triliun.
Pada November mendatang, Jasa Marga akan mengantongi dana segar dari aksi rights issue senilai Rp1,8 triliun. Pemerintah menyuntik Jasa Marga dengan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp1,25 triliun.
"Belum tandatangan menteri keuangan, perdagangan rights issue November," ucapnya.
Dia menyebutkan, perolehan dana dari penawaran umum terbatas (PUT) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) itu akan digunakan untuk investasi pembangunan tiga ruas tol, yakni Pandaan-Malang, Jakarta-Cikampek Elevated dan Batang-Semarang.
Pada 2017, perseroan akan membangun jalan tol di empat ruas, yakni Pandaan-Malang, Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung, dan Semarang-Batang. Pendanaan dapat dilakukan melalui emisi obligasi, rights issue, penerbitan saham baru di anak usaha, penjualan saham anak usaha, dan pinjaman perbankan.
Saat ini, JSMR telah membenamkan modal di 17 ruas jalan tol dengan total ruas sepanjang 711,71 km. Konsesi ruas tersebut sebagian besar dimiliki Jasa marga dengan porsi saham lebih 51%.
Beberapa ruas baru yang berhasil dimenangkan antara lain Manado-Bitung sepanjang 39,9 Kilometer dengan investasi Rp5,12 triliun.
JSMR juga telah memenangkan lelang tol Balikpapan-Samarinda dan Pandaan-Malang masing-masing sejauh 99,35 km dan 37,62 km. Investasi untuk dua ruas tol tersebut diestimasi mencapai Rp9,97 triliun dan Rp5,97 trilun.