Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perdagangan besar PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) batal mengincar mitra untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 500 Megawatt. Perseroan akan membangun sendiri power plant denga investasi mencapai US$500 juta-US$600 juta atau setara Rp7,8 triliun.
Suresh Vembu, Direktur & Corporate Secretary AKR Corporindo, mengatakan perseroan telah memesan mesin pembangkit listrik tahap I dengan kapasitas 32 MW. Power plant itu ditargetkan beroperasi sebelum Mei 2017.
"Power plant tahap II akan dibangun 500 MW. Kami sudah mendapat izin PPU (pembangkit terintegrasi) untuk 550 MW, setelah itu captive power," katanya di Jakarta pada Selasa malam (27/9/2016).
Dia menargetkan pembangkit listrik tahap II itu akan mulai dibangun pada 2017 dan selesai pada 2019. Pembangunan PLTG tersebut menjadi bagian dari proyek kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
Pembangunan pembangkit listrik akan melengkapi infrastruktur kawasan industri JIIPE. Sebelumnya, sejak Januari 2016, pelabuhan dengan luas area 85 hektare sudah beroperasi.
Sementara itu, penjualan kawasan industri JIIPE tahun ini ditargetkan dapat mencapai 40 Hektare dengan nilai Rp700 miliar hingga Rp800 miliar. Hingga paruh pertama tahun ini, perseroan telah membukukan penjualan lahan senilai Rp170 miliar.
Adapun, emiten bersandi saham AKRA tersebut pada tahun ini dapat membukukan pertumbuhan pendapatan 12%-15% menjadi Rp22,13 triliun-Rp22,72 triliun. Belanja modal (capital expenditure/Capex) yang dialokasikan perseroan mencapai Rp500 miliar-Rp700 miliar dari kas internal.
Rencananya, perseroan bakal membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sebanyak 20-25 unit sepanjang 2016, lebih rendah dari target awal 40 unit SPBU. "Kami sudah buka 129 unit pom bensin. Tahun ini mau buka 20 unit baru, mudah-mudahan kami bisa buka beberapa lagi di beberapa tempat di Indonesia."