Bisnis.com, JAKARTA--Pergerakan mata uang yen berpotensi melanjutkan penguatan seiring dengan rapat Bank Sentral Jepang dan Bank Sentral Amerika Serikat pada pertengahan pekan ini.
Bank of Japan diprediksi berpeluang menurunkan suku bunga dari posisi -0,1% menjadi -0,3%, sedangkan Federal Reserve memilih suku bunga tetap di level 0,25--0,50.
Pada perdagangan Senin (19/9) pukul 16:47 WIB mata uang yen naik 0,39 poin atau 0,38% menuju ke 101,88 per dolar AS. Dalam waktu yang sama, indeks dolar AS terkoreksi 0,25% menjadi 95,867.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan pergerakan mata uang yen cenderung antisipatif menjelang rilis rapat Bank of Japan pada Rabu (21/9) dan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung Rabu-Kamis (21-22/9).
Dalam penutupan pekan lalu, yen melemah kemudian berbalik menguat tipis hari ini.
Faktor utama yang memengaruhi pergerakan JPY ialah kebijakan lanjutan dari BoJ perihal stimulus moneter. Untuk memacu perekonomian, BoJ dapat kembali memangkas suku bunga dari posisi -0,1% menuju ke -0,3%.
"Pada Rabu setelah rilis kebijakan BoJ baru ada pergerakan JPY yang cukup besar. Apalagi bila suku bunga turun, maka yen akan kembali menguat signifikan," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (19/9/2016).
Selain itu, dalam pertemuan FOMC September, The Fed dipercaya belum akan menaikkan suku bunga. Alhasil mata uang dolar AS belum mendapatkan dasar yang kuat untuk bertumbuh, sehingga kurang berpengaruh terhadap reli yen.
Secara teknikal, Putu memprediksi dalam sepekan ke depan nilai tukar yen terhadap dolar AS (JPY-USD) berada di rentang 100--104,80 per dolar AS.