Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya pada perdagangan Senin (5/9/2016) seiring data serapan tenaga kerja AS yang belum solid.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan keingingan para pejabat the Fed, termasuk Yellen, untuk menaikkan Fed rate yang membesar dalam 3 minggu terakhir ternyata gagal dikonfirmasi oleh data serapan tenaga kerja non-pertanian yang ternyata turun. Bahkan, data tersebut tidak hanya di bawah pencapaian bulan sebelumnya tetapi juga di bawah harapan pasar.
Hal itu memicu terpangkasnya peluang kenaikan Fed rate pada FOMC meeting September 2016 yang sempat naik ke atas 40%, saat ini turun hingga 20%. Namun, itu belum tercermin pada indeks dolar AS yang justru menguat pada perdagangan Jumat, mungkin terpengaruh harapan pelonggaran ECB yang bertemu minggu ini.
Adapun, rupiah yang sudah menguat tipis Jumat lalu berpeluang melanjutkan penguatannya melihat data serapan tenaga kerja AS yang belum solid. Pencapaian uang tebusan tax amnesty, yang disertai usaha pemerintah mengundang pengusaha besar untuk ikut serta, berpeluang memberikan tambahan sentimen positif untuk rupiah.
“Peluang kenaikan Fed rate yang turun mulai melengkapi angka inflasi Agustus 2016 yang di bawah target BI sehingga memperbesar peluang pemangkasan BI RR rate dalam waktu dekat,” katanya dalam riset.