Bisnis.com, JAKARTA— Emiten rumah sakit Grup Lippo, PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (METD) atau rights issue senilai Rp1,3 triliun.
Berdasarkan pengumuman perseroan yang dipublikasikan Jumat (2/9/2016) perseroan menyatakan telah menyampaikan surat ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Agustus 2016 dan proses formal untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan badan otoritas atas rencana rights issue juga resmi dimulai. Proses ini diharapkan rampung pada Desember 2016.
Denga dilakukannya rights issue ini, pemegang saham akan diberikan HMETD untuk memesan dengan total hingga 145 juta saham baru. Para pemegang saham yag\ng memiliki 8 lembar saham diberikan hak memesan 1 lembar saham baru.
Penambahan jumlah lembar saham hingga 145 juta saham baru ini akan meningkatkan jumlah lembar saham dari 1,156 miliar lembar saham menjadi 1,30 miliar lembar saham.
Rencananya, dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk membiayai perluasan usaha, membiayai modal kerja dan membayar utang kepada pemegang saham. Rencana ekspansi Siloam diharapkan mencapai puncaknya pada 2018 dengan sekitar 40 rumah sakit yang beroperasi.
Siloam juga menyambut CVC Capital Partners sebagai investor strategis melalui transaksi ekuitas sebesar Rp2,2 triliun dengan PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) yang diumumkan pada 29 AGustus 2016 dimana CVC akan berinvestasi 15% di Siloam dengan membeli saham dari LPKR dan Ciptadana dan berpartisipasi dalam rencana rights issue perseroan.
Presiden Direktur SILO Romeo F.LIedo menyambut CVC dalam kumpulan investior strategis perseroan. Menurutnya, rights issue akan memberikan Siloam kemampuan secara keuangan untuk mencapai visi untuk menyelesaikan proyek-proyek pembangunan rumah sakit.
Saat ini, SILO mengelola 23 rumah sakit, 16 klinik di 17 kota di seluruh Indonesia dengan 1.500 kapasitas tempat tidur dan didukung lebih dari 2.100 spesialis dan dokter umum, serta 7.000 perawat dan pendukung.