Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Rabu (31/8/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (31/8/2016), mengemukakan aksi sejumlah emiten tersebut adalah:
- PTPP Bentuk Perusahaan Patungan Rp12,37 Miliar
PT PP (persero) Tbk (PTPP) membentuk perusahaan patungan bersama Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan, yaitu PT Pembangunan Perumahan Infrastruktur. Perseroan mengumumkan bahwa pada 26 Agustus 2016 perseroan dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan
Pembangunan Perumahan telah melakukan penyertaan saham dalam suatu perusahaan patungan bernama PT Pembangunan Perumahan Infrastruktur. Nilai penyertaan saham perseroan dalam PP Infrastruktur adalah sejumlah 12.375 saham atau mewakili 99% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor dalam PP Infrastruktur dengan nilai nominal Rp12,37 miliar. - PPRO Akuisisi 55% Saham Wisma Seratus Sejahtera
PT PP Properti Tbk (PPRO) terus mengembangkan usaha dengan melakukan pembelian saham PT Wisma Seratus Sejahtera (WSS). PPRO membeli 49.500 saham atau sebesar 55% milik WSS dengan harga per saham Rp1 juta, sehingga total nilai transaksi aksi akuisisi tersebut mencapai Rp49,5 miliar. Akuisisi ini merupakan salah satu bagian dari rencana ekspansi perseroan untuk terus meningkatkan kinerja PPRO ke depannya. Aksi ini juga merupakan bagian dari rencana pembangunan apartemen di Jalan Margonda, Depok Jawa Barat. - Pefindo Pertahankan Peringkat JPFA Pada idA
Pefindo mempertahankan peringkat PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan Obligasi Berkelanjutan I Japfa pada idA. Prospek untuk peringkatperusahaan direvisi menjadi positif dari stabil. Hal ini mencerminkan ekspektasi Pefindo atas membaiknya profil keuangan perusahaan yang dapat berlanjut dalam jangka menengah. Hal tersebut didasari oleh kemungkinan pencapaian EBITDA yang lebih kuat karena harga komoditas impor yang lebih rendah ditengah apresiasi rupiah dan membaiknya marjin pada bisnis anak ayam usia sehari. Pefindo menilai perusahaan dapat meningkatkan struktur modalnya melalui tambahan modal dari Kohlberg Kravis Robers & Co sebesar Rp700 miliar pada bulan Agustus 2016 yang akan digunakan untuk melunasi utang perusahaan. - ETWA Targetkan Produksi CPO 12 Ribu Per Ton
PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) tengah meningkatkan bisnis kebunnya pada tahun ini. Lesunya penjualan di sektor biodiesel memaksaperusahaan untuk dapat melakukan langkah strategis guna menyelamatkan kinerja keuangannya dari kondisi merugi. Perseroan berniat meningkatkan hasil produksi kebun sawitnya dari 7.800 ton per tahun menjadi 12 ribu ton per tahun. Melalui langkah itu, diharapkan produksi biodieselnya juga dapat meningkat ke angka positif. Sampai dengan akhir tahun 2015, perseroan memilki luas lahan tertanam sebesar 8.300 ha, padahal HGU yang dimiliki ETWA lebih dari 20 ribu ha. Berarti, perseroan masih memilliki kesempatan untuk menambah luasan lahan tertanamnya. - BUMI Jual Anak Usaha Untuk Bayar Utang
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan penjualan 50% saham anak usaha perseroan, Leap Forward Resources Ltd. untuk pembayaran utang. Leap Forward Resources merupakan anak usaha perseroan melalui PT Bumi Resources Investment. Penjualan saham dilakukan kepada Smart Alliance Limited. Nilai transaksi secara keseluruhan mencapai US$90 juta. Tujuan transaksi untuk pembayaran sebagian utang perseroan oleh BRI kepada salah satu kreditor perseroan. Leap Forward bergerak di bidang produksi dan penjualan batu bara, terutama di Tambang Buluk Seng, Tambang Gunung Sari, dan Tambang Ulung yang terletak di Kalimantan
Timur. - MDRN Mencatatkan Rugi Bersih Rp52,4 Miliar
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) meraih penjualan bersih Rp455,27 miliar hingga Juni 2016 turun 31,3% YoY dari Rp662,53 miliar. Laba bruto turun menjadi Rp154,33 miliar dari Rp268,59 miliar dan rugi operasi diderita Rp2,60 miliar setelah meraih laba operasi Rp67,76
miliar. Rugi sebelum pajak tercatat Rp51,80 miliar usai meraih laba sebelum pajak Rp21,95 miliar dan rugi periode berjalan Rp52,42 miliar usai meraih laba periode berjalan Rp15,11 miliar hingga Juni tahun lalu