Bisnis.com, JAKARTA- Pada pekan lalu, RUPSLB KRAS telah menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor perseroan melalui penawaran umum terbatas (Rights Issue) dengan HMETD senilai Rp1,87 triliun yang terdiri dari PMN senilai Rp1,5 triliun dan investor publik senilai Rp375 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan 1H2016 Analis Danareksa Capital , Guntur Tri Haryanto mengatakan nilai buku KRAS per 1H2016 sebesar US$ 1,813 miliar atau Rp1.500/saham (Kurs Rp13.180), artinya harga saat ini terdiscount 42% dari nilai bukunya jika mengacu pada laporan 1H2016.
Guntur melihat positifnya laba usaha KRAS di 1H2016 memperlihatkan membaiknya sektor baja dalam negeri, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol mulai meningkatkan demand baja domestik. Volume penjualan KRAS bisa naik lagi melihat proyek-proyek pemerintah saat ini.
Pada tanggal 22 Agustus lalu, KRAS telah melakukan pembangunan Ground Breaking Pabrik HSM #2 yang akan meningkatkan kapasitasnya menjadi 3,9 juta ton. Kedepan KRAS akan terus menambah kapasitasnya hingga 10 juta ton sejalan dengan pertumbuhan pasar.
"Kami tentu berharap bahwa harga saham KRAS itu dapat dinilai dengan proper oleh pasar. Sehingga kami mendapatkan harga rights issue yang terbaik, disamping prospek juga mempertimbangkan book value –nya saat ini," ujar Direktur Keuangan Perseroan Tambok P. Setyawati S dalam siaran persnya yang diterima Bisnis.com
Reza Priyambada, Head Of Research NH Korindo Securities Indonesia melihat perbaikan kinerja KRAS harus terus konsisten, tantangan terbesar bagi KRAS saat ini bagaimana hasil produknya dapat diserap oleh domestik seperti di sektor otomotif, konstruksi, properti dan lainnya. Jika terserap, maka akan berdampak positif untuk perbaikan kinerja KRAS. Reza Priyambada memperkirakan proyeksi book value KRAS pada kisaran Rp1.600-an.
Terkait dengan prospek KRAS tersebut, Equity Analyst BNI Securities, Angka Adiwirasta mengatakan sektor baja nasional akan ditopang oleh pembangunan infrastruktur, infrastruktur akan berjalan linier terhadap konsumsi baja domestik, selain infrastruktur permintaan baja dari sektor otomotif juga akan mendorong permintaan baja kedepan.
Angka Adiwirasta juga mengapresiasi perbaikan kierja KRAS di 1H2016 dengan perolehan laba operasi KRAS dibandingkan kerugian yang dialami di periode yang sama tahun lalu.
Kinerja saham KRAS sendiri sejak awal bulan Agustus mengalami kenaikan mencapai 48% dari penutupan akhir bulan lalu (31 Juli). Perbaikan laporan keuangan, prospek konsumsi baja domestik hingga rights issue menjadi katalis utama bagi saham KRAS saat ini.
Pencapaiaan tersebut, didukung sektor bajanya yang saat ini sangat mendukung, seperti shortage produksi dan konsumsi di tengah tingginya pertumbuahn konsumsi baja Indonesia, fokus pemerintah untuk mengurangi impor baja dengan memenuhi kebutuhan konsumsi dari produk lokal, hingga upaya pemerintah untuk menurunkan harga gas yang menjadi benefit bagi perusahaan seperti perseroan. KRAS juga mulai membukukan kinerja positif sejak kuartal I dan kuarta II tahun ini.
Bisnis mencatat, RUPS dilakukan Perseroan terkait persetujuan Peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan melalui Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Adapun, persetujuan pelimpahan kewenangan dengan memberikan kuasa kepada dewan komisaris untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang sesungguhnya dikeluarkan dan melaksanakan perubahan anggaran dasar perseroan berupa peningkatan modal ditempatkan dan disetor perseroan, dalam rangka pelaksanaan rights issue.
Sebelumnya, berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan Selasa (19/7/2016), perseroan menyatakan berencana menerbitkan saham baru dengan memberikan HMETD dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,99 miliar lembar saham baru.
Perseroan akan mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka PUT I kepada OJK segera setelah Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan. PUT I ini akan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari OJK. PUT I diperkirakan akan dilaksanakan pada kuartal IV/2016.
Penambahan modal dari pelaksanaan HMETD ini akan memberikan tambahan modal bagi perseroan dan menambah kapasitas perseroan untuk mengembangkan usaha serta meningkatkan kemampuan perseroan untuk menerima pembiayaan dari lembaga keuangan dan perbankan. Pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD-nya akan terkena dilusi kepemilikan.
Penggunaan dana dari transaksi PUT I ini setelah dikurangi oleh biaya emisi, seluruhnya diperkirakan akan digunakan perseroan untuk ekuitas bagi pemenuhan modal kerja proyek pembangunan Hot Strip Mill #2 berkapasitas 1,5 juta ton, dan ekuitas untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara 1x150 MW.
Perkiraan penggunaan dana ini masih bersifat estimasi. Adapun informasi final sehubungan dengan penggunaan dana akan diungkapkan dalam prospektus yang diterbitkan dalam rangka penambahan modal dengan memberikan HMETD yang akan disediakan kepada pemegang saham yang berhak pada waktunya, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan penambahan modal dengan memberikan HMETD, termasuk harga pelaksanaan final atas HMETD dan jumlah final atas saham baru yang akan diterbitkan, akan diungkapkan di prospektus yang diterbitkan dalam rangka penambahan modal dengan memberikan HMETD, yang akan disediakan kepada pemegang saham yang berhak pada waktunya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.