Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Rabu (10/8/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, mengemukakan emiten tersebut adalah:
- VRNA berencana rights issue 2,5 miliar saham
PT Verena Multifinance Tbk (VRNA) berniat menambah modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dimana rencana penambahan modal akan mengeluarkan saham baru. Jumlah saham baru yang akan dikeluarkan 2.500.000.000 lembar dengan harga nominal Rp100 per saham. Saat ini perseroan belum mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan sehingga perseroan belum dapat menetapkan tanggal periode pelaksanaan penambahan modal.
Penambahan modal dengan HMETD ini akan memperkuat struktur dan kekuatan permodalan perseroan guna mendukung pertumbuhan usaha.
- MAYA berencana rights issue 614,92 juta saham
PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) berencana melakukan Penambahan Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PUT IX atau rights issue). Jumlah saham yang akan dikeluarkan sebanyak-banyaknya 614.916.967 saham dengan harga nominal Rp100. Saham yang akan ditawarkan kepada pemegang saham ini seluruhnya adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan yang memiliki hak yang sama dengan saham biasa. PUT IX akan dilaksanakan tidak lebih dari 12 bulan usai mendapatkan pernyataan efektif. Perseroan akan menggelar RUPS Luas Biasa 15 September 2016. Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan terdilusi kepemilikannya hingga maksimal 10 persen. Dana yang diperoleh dari PUT IX usai dikurangi biaya-biaya akan digunakan 100 persen untuk memperkokoh struktur permodalan.
- KIJA akan bangun pembangkit listrik tahap II
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) berencana membangun tahap kedua pembangkit listrik di Cikarang berkapasitas 260 megawatt. Saat ini perseroan melalui anak usahanya PT Bekasi Power sudah mengoperasikan pembangkit berkapasitas 130 megawatt. Pembangunan pembangkit listrik tahap kedua merupakan bagian dari rencana jangka panjang hingga 2020. Secara umum, investasi pembangkit listrik menelan biaya US$ 1 juta per 1 megawatt. Sehingga KIJA membutuhkan dana hingga USD260 juta untuk membangun pembangkit baru.
- Investor asing tertarik akuisisi blok gas anak usaha PGAS
Sebanyak 20-30 investor asing dikabarkan tertarik mengakuisisi sebagian hak partisipasi di blok gas South Sesulu lepas pantai, Kalimantan Timur, milik Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Proses lelang diperkirakan berlangsung tahun depan. Rencananya, Saka Energi akan menawarkan 35-40% hak partisipasi kepada investor strategis. Sebelum melakukan proses lelang, Saka Energi akan terlebih dahulu melakukan kegiatan drilling pada sumur kedua di South Selulu pada November 2016. Sementara itu, PGAS siap mempercepat pembangunan dan pengoperasian proyek pipa gas bumi dari West Natuna Transportation System (WNTS) ke Pulau Pemping, Kepulauan Riau. Pipa ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gas PLTGU Tanjung Uncang.
- GJTL akan refinancing utang US$500 juta
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) akan melakukan pembiayaan kembali (refinancing) surat utang senilai USD500 juta. Surat utang atau senior secured notes tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2018. Perseroan akan memutuskan jenis pendanaan yang akan digunakan tahun 2016 ini. Perseroan mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi rupiah dan pinjaman bank. Namun perseroan masih menjajaki mekanisme yang cocok. Perseroan juga mempertimbangkan untuk mendiversifikasi struktur utang, karena terlalu eksposur di dolar AS.
- AUTO terbitkan MTN senilai Rp800 miliar
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menerbitkan surat utang jangka menengah sebesar Rp800 miliar. Surat utang jangka menengah (MTN) tersebut diterbitkan dalam dua seri. Seri A senilai Rp450 miliar yang jatuh tempo pada 16 Agustus 2017 dengan bunga tetap 8,3% per tahun. Seri B senilai Rp350 miliar yang jatuh tempo pada 11 Agustus 2019 dengan bunga tetap 9% per tahun