Bisnis.com, JAKARTA -- PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (BPFI), mengharapkan dapat meraup Rp150 miliar dari penawaran umum terbatas 300 juta saham baru yang akan diselenggarakan perusahaan hingga November 2016 nanti.
Indah Mulyawan, Direktur Keuangan Batavia Finance menjelaskan pihaknya akan menerbitkan 300 juta saham baru melalui mekanisme penawaran umum terbatas (PUT) II. Dengan aksi ini pemegang saham yang tidak mengambil haknya akan mengalami dilusi kepemilikan.
"Seluruh dana akan digunakan untuk modal kerja, estimasi penambahan modal dengan asumsi harga saham hari ini sekitar Rp500" kata Mulyawan di Jakarta, Selasa (2/9/2016).
Selain untuk pembiayaan baru, kata dia, dana hasil PUT ini juga akan digunakan untuk akuisisi piutang perusahaan. Dengan upaya ini biaya dana perusahaan diharapkan lebih rendah.
Hingga semester I/2016, berdasarkan laporan keuangan perusahaan Batavia Finance telah menyalurkan pembiayaan Rp752,27 miliar. Jumlah ini lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp812,89 miliar.
Akibatnya pendapatan dari pembiayaan konsumen sepanjang semester I/2016 menurun dari Rp71,94 miliar menjadi Rp65,96 miliar. Meski begitu pendapatan dari bisnis pembiayaan menurun, pendapatan perusahaan justru melonjak menjadi Rp128,49 miliar dari sebelumnya Rp125,45 di semester I/2015. Meningkatnya pendapatan perusahaan ditopang oleh meningkatnya pendapatan administrasi dari Rp32,8 miliar menjadi Rp40,57 miliar.
Meski pendapatan naik, laba perusahaan justru mengalami penurunan. Pada semester I/2015 laba perusahaan tercatat Rp37 miliar namun tahun ini di periode yang sama tercatat baru Rp27,77 miliar. Menurunnya laba ini seiring meningkatnya beban usaha hingga 13% atau dari Rp88,39 miliar menjadi Rp100,77 miliar.
Meski begitu, Mulyawan menyatakan pihaknya belum akan mengubah bisnis. Saat ini seluruh pembiayaan perusahaan ditujukan untuk kendaraan roda empat. Sedangkan jenis yang dibiayai 95% merupakan kendaraan bekas.
"Kami juga belum ada rencana menambah cabang," kata dia.
Upaya menekan biaya dana ini merupakan strategi sejumlah perusahaan pembiayaan di tengah melambatnya industri. Harryjanto Lasmana, Direktur Utama PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN), menyatakan di tengah melambatnya kinerja industri perusahaan akan mengalihkan fokus untuk memangkas beban guna mengejar target laba. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memangkas biaya dana (Cost of Fund).
Dia menyatakan perusahaan pembiayaan akan mengutamakan optimalisasi aset sendiri dibandingkan menggunakan stanbay loan dari kreditur. Dengan upaya ini, hingga Juni 2016, meski pendapatan perusahaan menurun namun realisasi laba yang dibukukan tercatat tetap naik.