Bisnis.com, JAKARTA — PT Mandiri Sekuritas memprediksi saham di sektor perbankan rawan koreksi jangka pendek seiring sudah mendekati area resisten. Adapun, saham Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) diprediksi menjadi saham dengan tren bullish paling tinggi kenaikannya.
Berdasarkan riset PT Mandiri Sekuritas yang dipublikasikan Rabu (20/7/2016), analis teknikal Mandiri Sekuritas mengatakan untuk saham sektor perbankan, BJBR menjadi saham dengan tren bullish (dengan support-resistance Rp1.150-Rp1.300) yang potensi kenaikannya paling besar dibandingkan dengan saham perusahaan lain di sektor tersebut.
“Saat ini, saham perbankan selain BJBR masih menunjukkan tren bullish (naik) tetapi sudah berada di area resistance, sehingga rawan terkoreksi dalam jangka pendek,” katanya.
Sementara itu, OJK mempublikasikan data industri perbankan Mei 2016. Pertumbuhan kredit masih tetap lemah dan kualitas aset masih tetap melemah.
Penyaluran kredit tumbuh 8,3% YoY (+0,3% ytd dan +1,6% MoM) pada Mei, naik dari 8% YoY (-1,3% YTD dan +0,2% MoM) pada April. Simpanan perbankan tumbuh 6,5% YoY (+2,2% YTD dan +0,7% MoM) pada Mei, naik dari 6,2% YoY (+1,5% YTD dan +0,2% MoM) pada April. Likuiditas dari sisi kredit terhadap simpanan (LDR) naik menjadi 90,3% pada Mei dari 89,5% pada April.
Kemudian, kualitas aset dari sisi pinjaman tidak lancar (NPL) berlanjut memburuk karena level NPL naik menjadi 3,11% pada Mei dari 2,93% pada April. Sedangkan, level dari kredit dalam perhatian khusus (special mention loans, kategori 2) turun menjadi 5,70% dari 6,17% pada April.
Dari sisi, profitabilitas margin bunga bersih (NIM) naik menjadi 5,60% pada Mei vs 5,56% pada April. NIM bank BUMN naik menjadi 6,31% dari 6,26% sedangkan NIM untuk bank devisa masih tetap flat 5,29%.
Untuk permodalan, rerata rasio kecukupan modal (CAR) masih tetap naik menjadi 22,4% pada Mei dari 22% pada April. CAR tertinggi dimiliki bank asing yaitu pada 48,9% dan terendah pada bank devisa dan BPR 19,4%.
“Kami masih tetap merekomendasi neutral untuk sektor perbankan,” papar analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja dan Priscilla Thany.