Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA EMERGING MARKET 19 JULI: Investor Mulai Lihat Kenyataan, Indeks MSCI Turun 0,1%

Pergerakan indeks saham pasar negara-negara berkembang melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (19/7/2016), mengarah menuju penurunan pertama dalam 9 hari setelah menanjak ke level tertinggi sejak November.
Bursa emerging markets/Reuters
Bursa emerging markets/Reuters

Bisnis.com, LONDON – Pergerakan indeks saham pasar negara-negara berkembang melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (19/7/2016), mengarah menuju penurunan pertama dalam sembilan hari setelah menanjak ke level tertinggi sejak November.  

Indeks saham MSCI Emerging Markets turun 0,1% ke 868,81 pada pukul 06.10 pagi waktu London (12.10 WIB) dan setelah membukukan kenaikan 6,2% pada delapan sesi sebelumnya.  

Pada perdagangan kemarin, indeks tersebut menanjak ke level 871,38, tertinggi sejak 4 November 2015. Sementara, price-earnings ratio (PER) perusahaan anggota dalam indeks berdasarkan laba rata-rata selama 12 bulan ke depan telah naik ke 12,3, terbesar sejak Mei 2015.  

Seperti dilansir Bloomberg hari ini, pergerakan saham di China, Korea Selatan, dan Pakistan memimpin pelemahan di tengah kembalinya kekhawatiran bahwa keputusan Inggris berpisah dari Uni Eropa, perlambatan ekonomi di China, serta kerusuhan politik di Turki akan membatasi pertumbuhan global.

“Reli pada saham negara-negara berkembang telah berlebihan dan investor mulai melihat kenyataan pada risiko kondisi ekonomi di China dan industri keuangan di Eropa,” kata Jeffrosenberg Tan, Associate Director PT Sinarmas Sekuritas di Jakarta.

Ditambahkan olehnya, negara-negara seperti Indonesia, India dan Filipina harus memberikan performa lebih baik karena ketergantungan mereka pada pertumbuhan domestik.

Delapan dari 10 kelompok industri dalam indeks melemah, dipimpin oleh saham perusahaan telekom dan material. Saham China Unicom Hong Kong Ltd. drop 2,8%, produsen baja Korea Selatan Posco terperosok 3,1%, dan Hyundai Steel Co. meluncur 2,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper