Bisnis.com, JAKARTA- Indeks dolar Amerika Serikat menguat pada penutupan perdagangan Jumat di New York atau Sabtu pagi WIB.
Indeks dolar AS rebound setelah sejumlah data ekonomi AS, antara lain angka penjualan ritel yang dinilai menggambarkan prospek ekonomi.
The Bloomberg Spot Indeks Dollar naik 0,4% pada pk. 17:00 (Jumat) di New York atau pk. 05.00 WIB (Sabtu), menghentikan penurunan tiga harinya.
Angka penjualan ritel Amerika Serikat pada Juni menguat.
Angka tersebut bahkan melampaui perkiraan, dipicu naiknya penjualan kendaraan bermotor dan sejumlah barang lainnya.
Kondisi ini memperkuat pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi AS kuartal II/2016 mengalami kenaikan.
Sementara itu, data yang dirilis Jumat atau Sabtu pagi WIB, menunjukkan produksi industri Juni mencatat kenaikan terbesar dalam 11 bulan terakhir, didorong lonjakan perakitan kendaraan bermotor.
Menguatnya permintaan domestik ikut memacu inflasi. Departemen Tenaga Kerja mengatakan Indeks Harga Konsumen naik 0,2% pada Juni.
"Dalam kondisi normal, ini akan cukup bagi The Fed untuk melanjutkan menaikkan suku bunga. Namun para pejabat Fed ingin menunggu dan melihat apa dan bagaimana Brexit mempengaruhi prospek ekonomi AS sebelum menarik pelatuk lagi," kata Harm Bandholz, Kepala Ekonom AS UniCredit Research seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (16/7/2016).
Departemen Perdagangan mengatakan penjualan ritel Juni naik 0,6%, setelah naik 0,2% di bulan Mei.
Pendorong data tersebut adalah penjualan mobil, bensin, bahan bangunan, jasa makanan, penjualan ritel yang melonjak 0,5%.
Dalam laporan terpisah, The Fed mengemukakan output industri Juni meningkat 0,6%, membalikkan penurunan 0,3% pada Mei.