Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Stimulus, Yen Bisa Anjlok ke 104 per dolar AS

Mata uang yen mengalami penurunan tajam akibat ekspektasi investor terhadap rincian paket stimulus yang dijanjikan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Diperkirakan yen dapat berbalik melemah ke area 104 per dolar AS.
Mata uang Jepang. /Reuters`
Mata uang Jepang. /Reuters`

Bisnis.com, JAKARTA -- Mata uang yen mengalami penurunan tajam akibat ekspektasi investor terhadap rincian paket stimulus yang dijanjikan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Diperkirakan yen dapat berbalik melemah ke area 104 per dolar AS.

Pada perdagangan Selasa (12/6/2016) pukul 17:116 WIB mata uang yen berbanding dolar AS (JPY-USD) menurun 0,94% poin atau 971 poin menuju 103,778 per dolar AS. Pelemahan yen dalam dua sesi perdagangan terakhir sebanyak 3,11% merupakan koreksi terbesar sejak Oktober 2014.

Sementara itu, dalam waktu yang sama indeks dolar merosot 0,399 poin atau 0,41% menuju 96,172. Angka ini menunjukkan sepanjang 2016 dolar sudah tekoreksi 2,49%.

Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan mata uang yen mengalami tekanan di awal pekan akibat dua faktor utama, yakni rencana penggelontoran stimulus oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan menguatnya data ekonomi Amerika Serikat.

Dalam pemilihan untuk Majelis Tinggi hari Minggu (10/7), koalisi partai pendukung Abe berhasil menang telak. Keesokan harinya, dia menyampaikan dalam pidato perihal rencana meluncurkan paket stimulus di tengah ketidakpastian perekonomian domestik dan global.

Abe memang belum mengumumkan kapan dan berapa jumlah stimulus yang siap diberikan. Namun, pasar sudah merespon rencana tersebut, sehingga melejitkan bursa saham Jepang dan menekan mata uang yen.

Hari ini, indeks Nikkei naik 2,46% atau 386,83 poin menuju 16.095,65, setelah pada perdagangan sebelumnya melesat 3,98% atau 601,84 poin. Sementara indeks Topix kembali bertumbuh 2,38% atau 29,94 poin menjadi 1.285,73, setelah sebelumnya menguat 3,79% atau 45,91 poin.

Dari sisi eksternal, yen juga tertekan akibat membaiknya data ekonomi Amerika Serikat yang berhasil menguatkan dolar. Pada Jumat (8/7), pemerintah AS merilis data tenaga kerja atau non-farm payrolls (NFP) periode Juni 2016 yang meningkat menjadi 287.000 dibandingkan Mei sebesar 11.000. Angka tersebut merupakan hasil tertinggi dalam 8 bulan terakhir.

Dalam sepekan ini, Agus memprediksi yen masih berpotensi reli sebentar, tetapi berbalik ke area koreksi di level 104,80 per dolar AS. "Dua faktor itu yang menekan yen, terutama rencana penggelontoran stimulus dari PM Abe. Outlook yen masih melemah dan kemungkinan berbalik ke area 104 per dolar AS," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (12/7/2016).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper