Bisnis.com, JAKARTA— Harga surat utang negara (SUN) masih berpeluang mengalami kenaikan melanjutkan tren kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin serta dampak dari rencana paket stimulus dari pemerintah Jepang.
Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan kenaikan harga juga didukung oleh faktor terbatasnya pasokan SUN di semester II/2016 seiring dengan hasil penerbitan surat berharga negara (SBN) di semester I/2016 yang mencapai lebih dari 80% dari target penerbitan di tahun 2016.
Di kuartal III/2016, pemerintah mentargetkan penerbitan SBN melalui lelang senilai Rp88 triliun dari 11 kali lelang yang terdiri atas 6 kali lelang SUN dan 6 kali lelang SBSN di mana jadwal lelang terdekat adalah 19 Juli 2016.
Sementara itu dari pasar surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan pada level 1,43% dari posisi penutupan sebelumnya di 1,37% setelah harga US Treasury mengalami koreksi pasca pelaksanaan lelang penjualan US Treasury dengan tenor 3 tahun senilai US$24 miliar.
Kenaikan imbal hasil juga didapati pada surat utang Jerman (Bund), di mana pada perdagangan kemarin ditutup pada level -0,159% dari posisi penutupan sebelumnya di -0,192% dan Surat Utang Jepang ditutup pada level -0,27% naik dari posisi penutupan sebelumnya di kisaran -0,287%.
Adapun secara teknikal, harga SUN masih berada pada tren kenaikan sehingga masih terbuka kenaikan harga.
“Hanya saja kenaikan harga yang terjadi semakin mendorong harga SUN memasuki area jenuh beli (overbought), sehingga akan membatasi kenaikan harga yang terjadi apabila dibandingkan dengan perdagangan kemarin,” kata Made dalam risetnya, Selasa (12/7/2016).