Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAJU EMITEN 12 JULI: Ini Analisis 6 Saham

Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Selasa (12/7/2016)
Gerai Hypermart Mall Bali Galeria, Kuta./Bisnis-Feri Kristianto
Gerai Hypermart Mall Bali Galeria, Kuta./Bisnis-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront  Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Selasa  (12/7/2016).

Octavianus  Marbun, Analis PT Waterfront  Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (12/7/2016), mengemukakan aksi sejumlah emiten tersebut adalah:

  • KBLV Dapat Fasilitas Kredit USD60 Juta

PT First Media Tbk (KBLV) mendapatkan fasilitas kredit sindikasi dari beberapa institusi finansial dimana penandatanganan fasilitas dilakukan pada 1 Juli 2016. Institusi finansial tersebut adalah Credit Suisse AG, Singapore Branch, dan PT Bank BNP Paribas Indonesia. Nilai fasilitas kredit seluruhnya mencapai USD60.000.000. Tujuan penggunaan fasilitas kredit tersebut untuk dana cadangan ke dalam Debt Service Reserve Account dan modal kerja perseroan. Jangka waktu pinjaman adalah 48 bulan sejak tanggal penggunaan dana pinjaman. Perseroan menjaminkan seluruh sahamnya di salah satu anak perusahaan guna menjamin pembayaran kembali fasilitas kredit.

  • Pada Juni, Biaya Eksplorasi INCO USD377,5 Ribu


PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menghabiskan biaya sebesar USD377.487,57 untuk eksplorasi pada Juni 2016. Daerah eksplorasi difokuskan pada daerah -daerah dalam kontrak karya seperti blok Soroako, blok Bahodopi dan blok Pomalaa yang semuanya di Sulawesi. Eksplorasi memakai metode pengeboran core drilling HQ-3 untuk program spasi 25m di Bukit Konde Central dan Bukit Ferrary dan pengukuran Lintasan ERT Geofisika di Bukit Keiko dan di blok Soroako. Eksplorasi dilakukan oleh INCO bersama dengan pihak ketiga yang melibatkan 3 kontraktor.

  • BTPN Lunasi Obligasi Rp458,7 Miliar

PT Bank BTPN TBk (BTPN) melakukan pembayaran pokok dan bunga obligasi II berkelanjutan tahap I tahun 2013. Untuk obligasi II berkelanjutan tahap I tahun 2013 seri A perseroan membayar pokok dan bunga Rp458.718.750.000 karena obligasi ini jatuh tempo pada 4 Juli 2016 dimana pokok obligasi Rp450 miliar. Sedangkan untuk obligasi II berkelanjutan tahap I tahun 2013 seri B perseroan hanya membyar bunga yakni Rp7,22 miliar dimana pokok obligasi seri B ini sebesar Rp350miliar dan baru jatuh tempo pada 4 Juli 2018. Fitch Ratings memberikan peringkat AAA(idn) untuk obligasi ini. 

  • NRCA Sudah Gunakan Dana IPO Sebanyak 96,97%

PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) sudah menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (IPO) saham sebanyak 96,97%. Perseroan sudah menggunakan dana hasil penawaran IPO sebanyak Rp241,98 miliar. Adapun, dana keseluruhan hasil IPO sebanyak Rp249,55 miliar, setelah dikurangi biaya penawaran umum. Perseroan menggunakan dana hasil IPO sesuai dengan rencana. Sebesar Rp49,91 miliar untuk modal kerja Ciputra World II, senilai Rp24,95 miliar untuk modal kerja Parahyangan Residence, dan sekitar Rp112,30 miliar untuk modal kerja Tol Cikampek-Palimanan. Perseroan baru menggunakan sekitar Rp54,81 miliar untuk modal kerja dari rencana sebesar Rp62,39 miliar.

  • JSMR Lunasi Obligasi Senilai Rp1 Triliun

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah menyiapkan dana pembayaran kupon bunga ke-40 dan pokok obligasi Jasa Marga XII seri Q tahun 2006. Dana pembayaran bunga sudah ditransfer ke agen pembayaran yakni KSEI paling lambat 1 Juli 2016 lalu. Adapun nilai kupon bunga ke-40 yang akan dibayarkan sebesar Rp33,75 miliar sedangkan nilai pokok obligasi seri Q yang jatuh tempo sebesar Rp1 triliun.

  •  MPPA Targetkan Bukukan Laba Pada Semester I/2016

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), pengelola ritel Hypermart optimis akan membukukan laba pada semester pertama tahun ini setelah sempat membukukan kerugian sepanjang triwulan pertama. Perseroan tetap mempertahankan harga sesuai kondisi normal meski pada Lebaran terjadi pola harga yang meningkat. Sepanjang Lebaran, MPPA memproyeksikan pertumbuhan penjualan sekitar 10%-15%.Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2016, MPPA mencatatkan rugi periode berjalan senilai Rp123,07 miliar, berbeda dengan periode yang tahun sebelumnya tercatat meraih laba senilai Rp81,58 miliar. Adapun penyebab pencatatan rugi tersebut karena peningkatan beban penjualan dan beban umum administrasi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper