Bisnis.com, JAKARTA - Pelemahan harga minyak dan penguatan dolar AS diprediksi akan membuat nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Jumat (1/7/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan rupiah melemah di saat mayoritas kurs di Asia menguat pada perdagangan kemarin. Adapun, beberapa waktu sebelumnya BI sempat mengatakan akan mencegah apresiasi rupiah yang berlebihan akibat aliran dana asing masuk yang terpicu disahkannya UU Tax amnesty.
"Tetapi hari ini sepertinya tekanan penguatan dolar AS dan pelemahan komoditas bisa membuat rupiah kembali melemah," kata Rangga dalam risetnya, Jumat (1/7/2016).
Sementara itu, pagi ini investor menunggu rilis data inflasi Juni 2016 yang diperkirakan naik tipis ke 3,35% YoY.
Di global, reli aset berisiko mulai jenuh ditunjukkan oleh dolar AS yang mulai menguat kembali serta harga minyak yang mulai turun. Permintaan aset safe-haven terlihat mulai tumbuh setelah sebelumnya meredup.
Kemungkinan penyebabnya adalah PBoC yang memberi sinyal akan melemahkan yuan dalam waktu dekat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Tiongkok – devaluasi yuan akhir tahun lalu menyebabkan gejolak mini di pasar keuangan global.