Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Yen Masih Bullish Meski BoJ Siap Intervensi

Setelah mengalami peningkatan begitu tinggi akibat volatilitas pasar, intervensi dari Bank of Japan diperkirakan bakal membuat harga yen kembali normal.
Mata uang Jepang. /Reuters`
Mata uang Jepang. /Reuters`

Bisnis.com, JAKARTA--Setelah mengalami peningkatan begitu tinggi akibat volatilitas pasar, intervensi dari Bank of Japan diperkirakan bakal membuat harga yen kembali normal.

Meskipun demikian, dalam waktu dekat mata uang tersebut tetap mengalami tren bullish menuju angka 95 per dolar AS.

Pada perdagangan Senin (27/6) pukul 18:11 WIB mata uang yen berbanding dolar AS (JPY-USD) meningkat 0,54 poin atau 0,53% menuju 101,636 per dolar AS. Angka ini menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga sudah naik 18,28% dan menjadi level tertinggi baru di 2016.

Keputusan Inggris berpisah dari Uni Eropa empat membuat mata uang pound sterling anjlok ke level terendah dalam 31 tahun terakhir sekaligus memenangkan aset haven seperti emas dan yen ke level puncak baru di 2016.

Mata uang yen berhasil meraih posisi tertinggi sejak Februari 1973. Namun, nilainya yang meningkat begitu tinggi dianggap berbahaya bagi kinerja perekonomian dalam negeri.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan telah memerintahkan Menteri Keuangan Taro Aso untuk bekerja sama dengan BoJ dalam memantau pasar keuangan. Langkah ini bertujuan menstabilkan kondisi pasar.

Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda sebelumnya pada Jumat (24/6) menyatakan pemerintah dan bank sentral sedang mempertimbangkan langkah-langkah intervensi untuk menahan kenaikan yen yang tiba-tiba.

Reli yen berimbas mengurangi biaya impor Negeri Sakura sekaligus membuat ekspor kurang kompetitif. Selain itu, target inflasi 2% dari BoJ semakin jauh panggang dari api.

Tadashi Matsukawa, Head of Fixed Income Investment PineBridge Investments Japan, menuturkan keputusan mengejutkan Inggris memabuat yen mengangkasa. "Oleh karena itu, pasar akan lebih fokus pada sentimen lanjutan seperti upaya kebijakan dari BoJ," paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (27/6/2016).

Meskipun demikian, sejumlah analis memprediksi reli harga yen bakal berlanjut. HSBC Holdings Plc, Citigroup Inc., dan GCI Asset Management Corp., memprediksi harga mata uang Negeri Sakura dapat melejit ke 95 poin per dolar AS.

Natixis dalam publikasi risetnya, Senin (27/6), menuliskan tiga level support pasangan USD-JPY ialah 98,7; 100,50; dan 101,48. Sementara tiga level resistance ialah 102,52; 103,55; dan 104,40.

Kemungkinan besar, jika yen menurun lagi ke posisi 100,50 per dolar AS, maka ada potensi penurunan kuat ke 98,07 per dolar AS. Sementara itu, Natixis memerkirakan mata uang pound sterling masih dalam kesulitan untuk pulih. Posisi 1,3250 akan menjadi level psikologis penting.

Pada perdagangan Senin (27/6) pukul 18:11 WIB pasangan GBP-USD melemah 0,0472 atau 3,45% menuju 1,3207. Sepanjang tahun berjalan pound sudah terkoreksi 10,38% dan angka tersebut merupakan level terendah baru di tahun ini.

Sementara itu, indeks dolar menanjak 0,840 poin atau 0,88% menuju 96,288. Meskipun meningkat, angka ini menunjukkan sepanjang 2016 dolar tekoreksi 2,35%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper