Bisnis.com, JAKARTA- Total utang pemerintah pusat hingga Mei 2016 menurut data Kementerian Keuangan telah mencapai Rp 3.323,36 triliun (tidak termasuk utang bunga Rp 40,71 triliun) atau US$ 244,10 miliar, tumbuh sekitar 1,3% dari bulan sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, kontribusi pinjaman mencapai Rp 760,06 triliun (US$55,83 miliar) atau 22,9%.
Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp2.563,29 triliun (77,1%).
Kebutuhan penerbitan SBN 2016 (gross) ditargetkan Rp555,72 triliun dalam APBN 2016, dengan nominal realisasi hingga Mei telah mencapai Rp 340,07 triliun atau sekitar 61,2% dari target.
Sementara itu SBN Netto (tanpa utang bunga) ditargetkan Rp 327,22 triliun dalam APBN 2016, dengan realisasi hingga bulan lalu mencapai Rp 221,17 triliun (67,59%).
Kontribusi SBN terhadap total utang pemerintah pusat memperlihatkan tren peningkatan dari level 63% pada 2010 hingga mencapai 77% pada Mei tahun ini.
“Hal tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan pemerintah untuk menutup defisit anggaran negara melalui penerbitan SBN,” tulis HP Financials dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (23/6/2016).
Defisit fiskal, tambahnya, masih menjadi downside risk, ditengah upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara melalui tax amnesty yang diharapkan mendapat persetujuan DPR.