Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan bursa Wall Street pada perdagangan Jumat ditutup sideways to up.
“Setelah Janet Yellen menyatakan suku bunga akan naik dalam beberapa bulan mendatang,” kata Octavianus Marbun, Analis Waterfront Securities Indonesia dalam risetnya.
Gubernur bank sentral AS Yellen menyatakan ekonomi AS sudah cukup kuat untuk menghadapi kenaikan suku bunga The Fed. Hal tersebut semakin meningkatkan ekspektasi akan kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan Juli.
Hal ini berimplikasi terhadap dolar AS kembali mengalami kenaikan, karena meningkatnya potensi kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini.
Pelemahan terjadi akibat penurunan saham sektor energi, seiring dengan pelemahan harga minyak mentah.
“Penurunan harga minyak mentah disebabkan oleh penguatan dolar AS.”
Sebelumnya harga minyak mentah menguat, karena harapan pelemahan ekonomi global akan segera berakhir, dan pasar mengharapkan meningkatnya permintaan di AS.
Sementara itu masih terdapat kekhawatiran akan data dari China dan Eropa. Data Fed's Beige Book menunjukkan ekonomi AS tumbuh moderat di semua kawasan ekonomi, sedangkan laju inflasi mulai meningkat dan pasar tenaga kerja membaik.
Aktivitas manufaktur global pada bulan Mei masih lemah karena output produksi dari Asia, Eropa dan Amerika baru saja meningkat karena para produsen berusaha mendapatkan order baru.
Spekulasi akhir-akhir ini akan kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Juni dan kekhawatiran jika Inggris keluar dari Uni Eropa, telah melemahkan kepercayaan bisnis.
Dolar AS sempat melemah karena keraguan apakah suku bunga akan naik pada bulan Juni serta setelah PM Jepang menunda rencana kenaikan pajak penjualan.
Harga minyak menguat setelah diberitakan OPEC mempertimbangkan akan membekukan produksi pada pertemuan hari Kamis.
Data PDB AS kuartal I/2016 tumbuh melambat 0,8%, tapi lebih baik dibandingkan estimasi sebelumnya 0,5%.
Indeks Michigan Sentiment bulan Mei turun pada level 94,7 dari 95,8.
Data belanja konsumen bulan April mengalami kenaikan terbesar dalam enam tahun terakhir, yang didorong oleh kenaikan penjualan otomotif.
Belanja konsumen pada bulan April tumbuh 0,4%, sama seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan estimasi. Data pendapatan konsumen bulan April meningkat 1%, setelah bulan sebelumnya stagnan dan lebih baik dari estimasi yang sebesar 0,7%.
Sedangkan indeks keyakinan konsumen bulan Mei turun pada level 92,6 dari 94,7, serta lebih rendah dari estimasi 96,2.
Indeks harga rumah bulan Maret naik 5,4%. Data ADP Employment bulan Mei menunjukkan kenaikan penyerapan tenaga kerja sektor swasta sebanyak 173 ribu, meningkat dari bulan sebelumnya 166 ribu namun lebih rendah dari estimasi 180 ribu.
Sedangkan data initial claims pekan lalu menunjukkan penurunan klaim pengangguran menjadi 267.000 dibandingkan pekan sebelumnya 268.000, dan lebih rendah dari estimasi 268.000.
“Kedua data tersebut mengindikasikan masih kuatnya pasar tenaga kerja dan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II,” kata Octavianus.