Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok di Gudang LME Meningkat, Harga Tembaga Kian Rentan

Stok tembaga di gudang London Metal Exchange (LME) di Asia diprediksi meningkat 50% bulan depan seiring dengan pembatasan penyerapan China. Proyeksi harga pun cenderung tertekan akibat surplus suplai.nn
Tembaga/Reuters
Tembaga/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Stok tembaga di gudang London Metal Exchange (LME) di Asia diprediksi meningkat 50% bulan depan seiring dengan pembatasan penyerapan China. Proyeksi harga pun cenderung tertekan akibat surplus suplai.

Pada penutupan perdagangan Jumat (17/6/2016) harga tembaga LME naik 0,37% atau 17 poin menuju US$4.552 per ton. Sementara tembaga Comex terkerek 0,15% atau 0,3 poin menjadi US$205,1 per pon.

Para peserta dalam pertemuan LME Week di Hong Kong berpendapat, kenaikan stok di gudang akan menekan harga dalam waktu dekat. Di sisi lain, pasokan baru bakal terus bertambah.

Persediaan di Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan bisa membengkak antara 150.000-200.000 ton tembaga. Tidak berimbangnya suplai dengan penyerapan menyebabkan harga turun di bawah US$4.500 per ton.

Persediaan tembaga LME dapat bertambah ke level 300.000 ton, setelah naik 40.000 ton di awal bulan ini. Bila tercapai, angka tersebut merupakan nilai tertinggi sejak Oktober 2015.

Produksi tembaga Peru diestimasi melompat sekitar 30% tahun ini menuju 2,2 juta ton, atau 11% dari pasokan global. Kondisi ini membuatnya menjadi produsen kedua terbesar di dunia setelah Chili.

Matthew Wonnacott, Analis CRU, menuturkan, sebetulnya pasar sudah menaikkan penyerapan logam, sehingga mendorong penguatan harga. Konsumsi dunia untuk tembaga yang sudah dimurnikan meningkat 1,1% pada 2016, dengan China bertumbuh 1,3%.

Namun, masih ada beberapa negara yang mengurangi konsumsi. Di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, permintaan terkoreksi 5,2%.

Sementara itu, sejumlah perusahaan penambangan menekan belanja modal untuk membatasi kegiatan produksi. Freeport-McMoRan berencana memangkas biaya 28%, dan Glencore menggunting belanja sebanyak 24% tahun ini.

"Secara keseluruhan, kami menilai pasar masih cenderung bearish pada paruh kedua 2016 dan berlanjut hingga tahun depan," paparnya. CRU memprediksi rerata harga tembaga tahun ini sebesar Rp4.560 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper