Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah bergerak makin menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (6/6/2016), sejalan dengan pelemahan dolar AS yang berpotensi memacu permintaan.
Harga minyak WTI kontrak Juli menanjak sebesar 1,03% atau 0,50 poin ke US$49,12 per barel pada pukul 11.30 WIB setelah dibuka dengan penguatan sebesar 0,53% di level US$48,88 per barel.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus kembali naik signifikan sebesar 0,87% atau 0,43 poin ke US$50,07 per barel, setelah dibuka dengan penguatan sebesar 0,38% ke posisi 49,83.
Seperti dilansir Reuters hari ini, minyak Brent kembali menembus level US$50 per barel pada perdagangan siang ini terangkat oleh pelemahan dolar AS serta serangan yang terjadi pada infrastruktur minyak di Nigeria yang dapat memperketat jumlah suplai.
Menurut para pedagang, harga minyak yang lebih tinggi merupakan hasil dari pelemahan tajam dolar AS pada perdagangan Jumat, ketika indeks dolar yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama melemah lebih dari 1,5% dalam satu hari.
Pelemahan tersebut menyusul rilis data ketenagakerjaan AS yang kurang memuaskan dan memercikan kekhawatiran akan kondisi negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut.
"Pelemahan dolar AS mendorong harga-harga komoditas lebih tinggi,” jelas ANZ Bank.
Sementara itu, berulangnya serangan terhadap infrastruktur minyak di Nigeria, yang telah menarik output negara itu ke posisi terendah dalam lebih dari 20 tahun dan yang oleh pemberontak sebutkan bisa segera jatuh ke level nol, juga mendukung kenaikan harga minyak.