Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah bergerak turun siang ini, Rabu (11/5/2016) seiring dengan ekspektasi akan peningkatan produksi minyak Kanada menyusul meredanya dampak kebakaran hutan di negara tersebut.
Harga minyak WTI kontrak Juni melemah sebesar 0,47% atau 0,21 poin ke US$44,45 per barel pada pukul 11.18 WIB setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan sebesar 0,13% atau 0,06 poin di US$44,60 per barel.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juli harus melemah sebesar 0,42% atau 0,19 poin ke US$45,33 per barel meski dibuka dengan penguatan di awal perdagangan.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah bergerak melemah pada awal perdagangan hari ini seiring dengan ekspektasi akan peningkatan produksi lahan minyak di Kanada pasca penghentian produksi akibat kebakaran yang melanda negara tersebut.
Di lain sisi, pelemahan juga dipicu oleh tekanan dari tingginya persediaan minyak mentah terutama di AS serta persaingan terus-menerus antara negara-negara produsen minyak di Timur Tengah demi meraih pangsa pasar.
Perusahaan-perusahaan minyak Kanada di sekitar produksi minyak Fort McMurray, Alberta dilaporkan telah memulai kembali operasinya kemarin yang akan segera memacu produksi di wilayah tersebut.
Angus Nicholson, Analis IG Ltd., menuturkan kebakaran yang terjadi di Kanada tidak menyebabkan kerusakan berarti untuk infrastruktur energi. Setelah risiko tertangani, maka harga akan kembali bergerak dengan kecenderungan menurun (downtrend).
"Dalam jangka pendek, ada kasus yang cukup baik sehingga menarik harga ke atas US$40 per barel. Namun, pemicu utama harga di minggu ini ialah jumlah stok minyak mentah AS," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (10/5).
Survei Bloomberg memperkirakan pasokan minyak mentah mingguan AS pada pekan lalu yang dilansir Rabu (11/5) kemungkinan bertambah 750.000 barel, sedangkan survei Reuters memprediksi peningkatan 500.000 barel. Sebelumnya, stok mencapai 534 juta barel yang menjadi rekor level tertinggi sejak 1929.