Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intermedia Capital Bidik Pendapatan di Atas Adex

PT Intermedia Capital Tbk., unit usaha Grup Bakrie, menargetkan pendapatan pada 2016 lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan belanja iklan yang sebesar 5%-7%.
Erick Thohir, Direktur Utama PT Intermedia Capital Tbk/Reuters-Giorgio Perottino
Erick Thohir, Direktur Utama PT Intermedia Capital Tbk/Reuters-Giorgio Perottino

Bisnis.com, JAKARTA - PT Intermedia Capital Tbk., unit usaha Grup Bakrie, menargetkan pendapatan pada 2016 lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan belanja iklan yang sebesar 5%-7%.

Erick Thohir, Direktur Utama PT Intermedia Capital Tbk., mengatakan pertumbuhan pendapatan tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya, seiring dengan pulihnya pelambatan pertumbuhan ekonomi.

Kondisi ekonomi yang membaik bakal memicu penaikan belanja iklan di media massa, termasuk di stasiun televisi. Proyeksi Erick, belanja iklan (adex) tahun ini naik 5% hingga 7%.

Pada 2015 pendapatan perusahaan yang membawahi stasiun televisi ANTV itu sebesar Rp1,385 triliun. Maka, bila menggunakan asumsi pertumbuhan 7%, pendapatan Intermedia Capital tahun ini berpotensi mencapai Rp1,48 triliun.

"Kami melihat belanja iklan tahun ini pulih, kami ingin tumbuh di atas pertumbuhab belanja iklan. Mayoritas iklan bakal berasal FOMC (fast-moving consumer goods) dan online," tutur Erick pada Kamis (29/4/2016).

Untuk meningkatkan pendapatan iklan, emiten berkode saham MDIA itu bakal menggenjot pangsa pemirsa lewat konten program televisi. Tahun ini MDIA menargetkan pangsa pemirsa sebesar 12,5%. Per Maret 2016 pangsa pemirsa ANTV bulanan sebesar 14,8%, menurut Nielsen Media Research. Dari data itu, rerata pangsa pemirsa selama 3 bulan pertama 2016 mencapai 13,4%.

"Kami akan terus meningkatkan konten lokal sehingga dapat memenuhi aturan sebesar 60%. Saat ini, konten kami mengarah ke perempuan, pasar yang sudah kami fokuskan sejak Oktober 2013," ucap Erick. 

Anindya Novyan Bakrie, Komisaris Utama PT Intermedia Capital Tbk., menambahkan perseroan akan menjaga laba bersih sebesar 30% dari pendapatan. Kinerja bottom line ini akan sangat bergantung pada pertumbuhan pendapatan, sedangkan pendapatan sendiri bergantugn pada perkembangan produk domestik bruto (PDB).

"Kalau ingin berkembang, kami harus dua kali lebih tinggi dari PDB. Kami akan menerapkan strategi efisien, yakni mendapat program yang tidak mahal, tapi menghasilkan pendapatan besar. Dari pendapatan, sekitar 30% laba," kata Anindya.

Bila biaya dapat ditekan dan pendapatan digenjot, MDIA berharap EBITDA tahun ini bakal lebih besar dari realisasi EBITDA pada 2015 sebesar Rp453 miliar.

Pada kuartal I/2016 EBITDA perseroan sebesar Rp131,1 miliar. Tahun ini MDIA menganggarkan belanja modal hampir Rp100 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk biaya transmisi dan peralatan pendukung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper