Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan karet alami asal Singapura yang memiliki sejumlah pabrik di Indonesia, Halcyon Agri Group, mendulang pertumbuhan pendapatan pada 2015 sebesar 107,6% menjadi US$994,7 juta.
Sebanyak 51,2% pendapatan disumbang oleh segmen distribusi, sisanya dikontribusi oleh segmen pengolahan. Naiknya pendapatan disokong kuat oleh pertumbuhan volume penjualan pada 2015 yang sebesar 131,1% menjadi 667.800 ton dari tahun sebelumnya.
Kenaikan ini disebabkan kontribusi dari aksi akuisisi (Anson, New Continent Enterprises and Centrotrade). Perusahaan mengklaim pangsa pasarnya lebih dari 5% di dunia.
Berdasarkan laporan tahunan yang dipublikasikan di laman Singapore Stock Exchange pada Jumat, (8/4/2016), volume penjualan yang lebih tinggi dapat mengimbangi penurunan pendapatan per ton. Pendapatan per ton pada 2015 jatuh menjadi US$1.490 dari tahun sebelumnya US$1.658, akibat masih berlanjutnya penurunan harga karet.
Pada 2015 Halcyon Agri menjual 382.145 ton karet alami yang dihasilkannya, sekitar 85% dikontribusi oleh Indonesia dan 15% Malaysia.
Sementara itu, EBITDA Halcyon Agri Group pada 2015 melesat 160,8% dari menjadi US$49,2 juta dari tahun sebelumnya (year-on-year/ y-o-y). Adapun, laba bersih pada 2015 mencapai US$11,2 juta, melonjak 918,18% dari 2014 yang hanya US$1,1 juta.
Halcyon Agri Group mengoperasikan sejumlah perusahaan di Indonesia lewat dua anak usahanya, yakni Halcyon Agri Indonesia Pte. Ltd. dan Anson Company (Private) Limited.
Halcyon Agri Indonesia Pte. Ltd. memiliki dua anak usaha yang berbasis di Indonesia. Mereka adalah PT Hevea MK dan PT Hevea GE, keduanya bergerak di sektor pengolahan karet alam. Halcyon Agri memiliki 95% di masing-masing anak usaha itu.
Anson Company (Private) Limited mempunyai empat anak usaha di Indonesia. Rinciannya, Anson memiliki 99,99% saham dalam PT Hok Tong, sebanyak 75% dalam PT Remco, sebanyak 53,75% dalam PT Sunan Rubber, dan sebanyak 77,78% dalam PT Rubber Hock Lie.