Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Daftar Emiten Batu Bara Alami Penurunan Peringkat Lembaga Internasional

Sejumlah lembaga pemeringkat internasional menurunkan peringkat emiten tambang batu bara di Indonesia lantaran masih rendahnya harga komoditas.
Tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan/Reuters-Dwi Oblo
Tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan/Reuters-Dwi Oblo

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah lembaga pemeringkat internasional menurunkan peringkat emiten tambang batu bara di Indonesia lantaran masih rendahnya harga komoditas.

Analis PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, menilai mayoritas emiten tambang mengalami penurunan peringkat akibat harga komoditas yang belum pulih dari 2015. Komoditas batu bara, emas, timah, dan nikel, diproyeksi masih akan tertekan hingga akhir tahun ini.

"Sekarang kondisi harga komoditas sudah pada level terendah. Kinerja emiten komoditas akan flat atau lebih baik dari 2015," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (6/4/2016).

Dia menjelaskan, harga komoditas diproyeksi baru akan kembali pulih pada 2017. Kinerja emiten tambang bakal berbalik naik pada 2017 mendatang bila dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir.

Lembaga Pemeringkat Moody's Investor Service menurunkan peringkat Grup PT Indika Energy Tbk. (INDY) menjadi Caa1 dari B3 dengan prospek negatif lantaran harga komoditas batu bara masih rendah.

Brian Gieser, Vice President & Senior Analyst Corporate Finance Group Moody's Investors Service Singapore Pte. Ltd., mengatakan pihaknya juga menurunkan peringkat utang senilai US$171 juta yang akan jatuh tempo pada 2018. Penerbit notes tersebut adalah anak usaha INDY, Indo Energy Finance B.V.

Selain itu, Indo Energy Finance II B.V. juga diturunkan peringkat notes senilai US$500 juta yang akan jatuh tempo pada 2023. Kedua surat utang itu diturunkan peringkatnya menjadi Caa1 dari B3.

Pada Februari 2016, lembaga pemeringkat Standard & Poor's Ratings Services juga menurunkan peringkat emiten tambang batu bara milik Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) ke level B- dengan outlook negatif.

Analis S&P Yuehao Wu mengatakan penurunan peringkat itu juga dilakukan terhadap rating jangka panjang regional Asean bagi emiten berkode saham ENRG menjadi axB- dari axB+.

Dia memerkirakan, kas dan akrual internal perusahaan afiliasi Grup Bakrie tersebut tidak mencukupi untuk membayar utang. Sehingga, perseroan diperkirakan mengandalkan pinjaman baru dengan jangka yang lebih pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper