Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUPIAH ATAS DOLAR AS: Sentimen Penggerak Kurs Hari Ini (1 April)

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (1/4/2016) berpeluang menguat
Rupiah/Bisnis-Abdullah Azzam
Rupiah/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (1/4/2016) berpeluang menguat hingga penutupan perdagangan.

“Rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (1/4/2016).

Dikemukakan idneks dolar melanjutkan pelemahan, NFP AS ditunggu malam nanti.

Indeks dolar melanjutkan pelemahan hingga dini hari tadi, setelah jobless claims AS minggu lalu diumumkan naik.

Imbal hasil US Treasury 10 tahun terlihat mulai turun ke level 1,7%.

Di sisi lain, membaiknya inflasi Zona Euro Maret 2016, baik inflasi umum dan inti, mendorong penguatan euro lanjutan.

“Pagi ini ditunggu indeks manufaktur Tiongkok yang diperkirakan naik tipis. Di malam hari, pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS, yang diperkirakan memburuk, menjadi yang dipaling ditunggu sebagi konfirmasi penting terhadap arah Fed Rate ke depan,” kata Rangga.

Dia mengatalan dolar diperkirakan masih lemah di perdagangan Asia hari ini.

Dari dalam negeri rupiah masih bisa menguat, inflasi diperkirakan ke 4,51% YoY.

Rupiah lanjutkan penguatan hingga Kamis sore bersamaan dengan menguatnya kurs di Asia terhadap dolar.

“Selain euforia pemangkasan harga BBM premium dan solar, naiknya harga komoditas menjadi katalis positif bagi rupiah,” kata Rangga.

Pagi ini, ujarnya, ditunggu indeks manufaktur Indonesia yang diperkirakan membaik.

Setelah itu akan diumumkan inflasi Maret 2016 yang diperkirakan naik ke 4,51% YoY.

Walaupun naik, tren inflasi tahunan diperkirakan segera turun menyusul pemangkasan harga BBM.

“Ke depan fokus investor akan beralih ke data cadangan devisa, neraca perdagangan, BI Rate serta pengajuan APBN-P 2016,” kata Rangga.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro