Bisnis.com, JAKARTA- Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Senin (7/3/2016) rupiah dibuka menguat 99 poin atau 0,75% ke Rp13.033/US$.
Pada pk. 08.02 WIB, rupiah menguat 122 poin atau 0,93% ke Rp13.010.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Jumat (4/3/2016) rupiah ditutup menguat 100 poin atau 0,76% ke Rp13.132/US$.
Dalam sepekan kemarin, rupiah terus bergerak di zona hijau.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan belum habis tenaga rupiah. Laju rupiah masih terus bergerak menanjak di akhir pekan.
Dikemukakan imbas rilis klaim pengangguran yang meningkat dan nonfarm productivity yang cenderung turun, diikuti dengan rendahnya markit composite dan factory orders, sempat direspons negatif sehingga berimbas pada melemahnya laju dolar AS.
Belum lagi, dtambahnya, dari perkiraan The Fed belum terlihat dengan jelas apakah bank sentral AS dalam rapat FOMC Maret ini akan kembali menaikan atau tetap bertahan.
“Sehingga memberikan arah yang belum jelas pada laju dolar AS. Tentu saja kondisi ini dimanfaatkan rupiah untuk dapat bergerak positif,” kata Reza.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan dengan terapresiasi 0,36% atau 47 poin ke level Rp13.085 per dolar AS pada awal perdagangan pekan ini.
Dalam pergerakannya hingga pk. 13.15 WIB, rupiah mencatatkan prestasi dengan meninggalkan level 13.000.
Rupiah sempat menyentuh 12.984, dan bergerak dikisaran 12.984-13.070 hingga pk. 13.55 WIB.
Rupiah menguat 90 poin atau 0,69% ke Rp13.042/US$
Rupiah menguat 72 poin atau 0,55% ke Rp13.060/US$.
“Rupiah dibuka menguat pagi ini 13.033 di dukung oleh penguatan harga minyak Texas yang di buka 36,20. Dengan menguatnya rupiah ke 13.033 membuka peluang untuk menguat ke 12.904,” kata Maximilianus Nico Demus. L, Head of Fixed Income Division PT Indomitra Securities dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (7/3/2016).
Kurs rupiah menguat 130 poin pada Senin (7/3/2016) terdorong reli harga minyak di pasar komoditas berjangka.
Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terapresiasi 130 poin atau 0,99% ke Rp13.029 per dolar AS, level terkuat sejak 5 Mei 2015.
“Penguatan rupiah berlanjut menyusul kenaikan Brent pada akhir pekan lalu, tetapi penguatan bisa terhalang sentimen negatif dari data China,” kata Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas.
Rupiah bergerak menguat 93 poin atau 0,71% ke Rp13.039 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah sempat terapresiasi hingga Rp12.984 per dolar AS.
Kontrak berjangka minyak mentah jenis Brent di bursa London terus ditutup menguat sepanjang pekan lalu. Brent menguat 1,65% ke US$39,36 per barel pada pukul 09.41 WIB setelah akhir pekan lalu naik 4,45%.
Reli harga minyak mendorong penguatan harga komoditas mineral RI. Harga tembaga di Comex naik 7,04% pada pekan lalu dan begerak melemah 0,26% ke US$226,85 per lbs pada pukul 08.53 WIB, sedangkan harga batu bara di Rotterdam menguat 4,57% ke US$45,75 per ton sepanjang minggu lalu.
China hari ini dijadwalkan mengumkan cadangan devisa per akhir Februari. Pada akhir Januari, cadangan devisa Negeri Tiongkok turun US$99,47 miliar menjadi US$3,23 triliun. Investor domestik juga masih menunggu data cadangan devisa dari Bank Indonesia.
Rupiah juga menguat didorong arus modal asing yang memasuki pasar finansial Indonesia. Investor asing membukukan net buy Rp2,26 triliun sepanjang minggu lalu, sedangkan yield SUN bertenor 10 tahun telah turun 14 bps ke 7,745% pada pukul 09.58 WIB setelah pekan lalu merosot 33 bps.
Rupiah masih menunjukkan penguatannya naik 88 poin atau 0,67% ke Rp13.044 per dolar AS seiring dengan pelemahan dolar indeks kemarin. Saat ini, terpantau dolar AS indeks menguat tipis 0,02% ke 97.361.
Mata uang Asia Tenggara mayoritas menguat, hanya dolar Singapura (-0,20%), dan baht Thailand (-0,25%) yang melemah.
Lainnya menguat, yaitu peso Filipina (+0,26%), ringgit Malaysia (+0,63%), rupiah menguat 103 poin atau 0,78% ke Rp13.029/US$.
Rupiah bergerak menguat 80 poin atau 0,61% ke Rp13.052 per dolar AS setelah bursa saham dibuka, setelah sempat menyentuh level Rp12.984 per dolar AS beberapa menit setelah pembukaan perdagangan di pasar spot.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Senin (7/3/2016) rupiah dibuka menguat 99 poin atau 0,75% ke Rp13.033/US$.
Pada pk. 08.02 WIB, rupiah menguat 122 poin atau 0,93% ke Rp13.010.
Indeks dolar Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Senin (7/3/2016) stagnan setelah melemah pada penutupan perdagangan akhir pekan.
Indeks dolar AS pada pk. 06.56 WIB stagnan di angka 97,342. Pada penutupan perdagangan Jumat indeks berada di level 97,34 atau melemah 0,26%.
Bloomberg mengemukakan meningkatnya harga minyak mentah dunia menekan sentimen kemungkinan bank sentral AS menaikkan suku bunganya pada pertemuan Maret 2016.
Posisi WTI pagi ini, pk. 07.06 WIB, menguat 0,84% ke US$36,22 per barel. Pada Jumat, WTI naik 3,91% ke US$35,92/barel.
NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (7/3/2016) bergerak di kisaran support 13.237 serta resisten 13.085.
Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan belum habis tenaga rupiah. Laju rupiah masih terus bergerak menanjak di akhir pekan.
Dikemukakan imbas rilis klaim pengangguran yang meningkat dan nonfarm productivity yang cenderung turun, diikuti dengan rendahnya markit composite dan factory orders, sempat direspons negatif sehingga berimbas pada melemahnya laju dolar AS.
Belum lagi, dtambahnya, dari perkiraan The Fed belum terlihat dengan jelas apakah bank sentral AS dalam rapat FOMC Maret ini akan kembali menaikan atau tetap bertahan.
“Sehingga memberikan arah yang belum jelas pada laju dolar AS. Tentu saja kondisi ini dimanfaatkan rupiah untuk dapat bergerak positif,” kata Reza.
Meski secara tren, ujarnya, penguatan rupiah mendekati area oversold, namun jika diasumsikan tidak terjadi profit taking maupun terkena imbas sentimen negatif, maka laju rupiah pun dapat bertahan positif.
“Tetapi, jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka waspadai potensi pembalikan arah melemah. Tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah,” kata Reza