Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA GANDUM: Tertekan Menjulangnya Ekspor Australia

Pengiriman gandum Australia yang naik 2% pada musim depan akibat meningkatnya produksi dapat menambah berlebihnya pasokan global. Harga diprediksi bakal tertekan ke level terendah dalam 10 tahun terakhirn
Kenaikan ekspor gandum Australia tekan harga pasar/.
Kenaikan ekspor gandum Australia tekan harga pasar/.

Bisnis.com, JAKARTA-- Pengiriman gandum Australia yang naik 2% pada musim depan akibat meningkatnya produksi dapat menambah berlebihnya pasokan global. Harga diprediksi bakal tertekan ke level terendah dalam 10 tahun terakhir.

Australian Bureau of Agricultural & Resource Economics & Sciences atau ABARES dalam laporannya menyebutkan sebagai pengekspor gandum terbear kelima di dunia, Australia diprediksi bakal mengirimkan 17,3 juta ton pada musim yang dimulai Juli nanti. Padahal, musim sebelumnya pengiriman hanya berkisar 16,9 juta ton.

Pada perdagangan Selasa (1/3/2016) pukul 17:56 WIB harga gandum untuk kontrak Mei 2016 turun 0,25 poin menjadi US$452 per ton. Adapun total produksi Negeri Kangguru periode 2016-2017 dapat berkisar 24,5 juta ton naik dari 24,2 juta ton pada musim sebelumnya.

"Relatif pasokan berlimpah masih melanda beberapa negara pengekspor besar termasuk Amerika Serikat. Hal ini terlepas dari perkiraan penurunan produksi musim depan," tulis ABARES seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (1/3/2016).

Produksi gandum dunia pada 2016-2017 bisa jatuh 710 juta ton dari 729 juta ton di musim sebelumnya. Pasokan cadangan global pun berkurang dari 213 juta ton menjadi 209 juta ton.

Adapun harga pada musim dingin bisa berkisar US$210 per ton dibandingkan S$215 ton dari tahun sebelumnya. ABARES memperkirakan harga itu menjadi rata-rata tahunan terendah sejak 2004-2005. Pasalnya, penguatan dolar AS akan memengaruhi daya saing gandum Paman Sam di pasar internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper