Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringgit Pimpin Kejatuhan Mata Uang Asia Pasifik

Ringgit Malaysia turun terdalam sejak September 2015 serta memimpin penurunan mata uang di pasar negara berkembang dan Asia Pasifik.

Bisnis.com, KUALA LUMPUR--Ringgit Malaysia turun terdalam sejak September 2015 serta memimpin penurunan mata uang di pasar negara berkembang dan Asia Pasifik.

Sean Yokota, Head of Asia Strategy Skandinaviska Enskilda Banken AB di Singapura menuturkan, pelemahan ringgit terjadi akibat tekanan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik. Selain itu, sebagai negara eksportir minyak, Negeri Jiran terhimpit sentimen harga emas hitam yang cenderung negatif.

"Ada penurunan harga minyak yang turut menekan ringgit. Tapi kita tidak bisa menutup mata pada penguatan ekonomi AS sehingga menopang pertumbuhan dolar," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/2).

Pada perdagangan hari ini (17/2) ringgit terdepresiasi 1,65% atau 0,0687 poin menjadi 4,223 per dolar AS. Di posisi kedua terendah, won Korea anjlok 0,86% atau 10,45 poin menjadi 1.226,98 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah melemah tajam 112 poin atau 0,84% per dolar AS menuju Rp13.507 per dolar AS. Penurunan terjadi di tengah spekulasi Bank Indonesia bakal meningkatkan stimulus untuk membantu mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

Di saat ringgit melemah, harga minyak kelapa sawit atau CPO di bursa Malaysia untuk kontrak Mei 2016 naik 25 poin menjadi 2.613 ringgit Malaysia per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper