Bisnis.com, JAKARTA--Menurut kalender China, tahun ini memasuki Shio Monyet Api yang memiliki karakter cerdas, lincah, tidak bisa diam, humoris, menyenangkan hati, dan mampu memperdaya siapapun. Lantas, bagaimana prospek bisnis dan investasi pada 2016?
Konsultan Feng Shui Indonesia Yulius Fang menilai iklim investasi di tahun 2016 akan bertumbuh kembali mesti masih lambat. Hal ini dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global terutama China yang masih akan memburuk.
"Tahun Monyet Api adalah tahun sangat menantang bagi China, bila sampai terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan atau kurang waspada oleh pemerintah, maka akan berpotensi mengalami masalah ekonomi yang lebih berat lagi, terutama pada Mei dan Agustus 2016," ungkapnya kepada Bisnis.com, Senin (8/2/2016).
Meskipun begitu, sambungnya, sebagian dari negara berkembang masih akan diuntungkan karena bisa bertumbuh cukup bagus yaitu India, Indonesia, Vietnam, dan negara lainnya.
Dia menambahkan, meskipun Amerika Serikat juga terimbas akan kondisi global tetapi akan cukup bertahan, dengan demikian dolar AS akan disukai dan punya kecendrungan menguat lagi.
Investasi emas pada semester I/2016 berpeluang cukup bagus dari segi transaksi maupun harga emas. Sedangkan, pada semester II/2016 transaksi akan berkurang, harganya berpeluang cukup bagus untuk naik, tetapi rawan koreksi.
Adapun, investasi di bidang reksa dana dan saham masih cukup diminati karena harga saham yang mulai relatif rendah, meski was-was, jumlah transaksi cukup lumayan, tetapi harus berhati-hati karena rawan koreksi.
Sementara itu, investasi di bidang properti akan potensi berbuah manis bila mulai masuk lagi di tahun ini, terutama di semester II/2016 akan dimulainya pertumbuhan menggembirakan. Ini indikasi dimulainya bullish kembali properti hingga beberapa tahun ke depan kecuali di tahun Anjing Tanah (2018) yang sedikit stagnan.
"Elemen logam dan air yang berperan dalam kenaikan sektor properti akan muncul kembali pada 2016 hingga beberapa tahun ke depan," katanya.
Jadi, sambungnya, dia menyarankan instrumen investasi yang berisiko rendah seperti deposito, obligasi, dan lainnya, sebagai pilihan yang lebih safe untuk antisipasi tahun turbulensi 2016 ini, dengan porsi 70% low risk dan 30% moderate. Hindari investasi yang terlalu spekulatif dengan risiko yang tinggi.