Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup menguat 146 poin atau 1,06% ke Rp13.632 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (1/2/2016).
Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan di hari keempat dengan dibuka menguat 0,02% atau 3 poin ke level Rp13.775 per dolar AS.
Rupiah makin menguat setelah data indeks manufaktur China dirilis, ditambah dengan data inflasi dari dalam negeri.
Pasar uang juga merspons kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) terkait pemangkasan suku bunga ke level minus.
Rupiah ditutup menguat 146 poin atau 1,06% ke Rp13.632 per dolar AS
Bloomberg mengemukakan rupiah berhasil ke posisi terkut dalam dua bulan, di saat spekulasi pelonggaran moneter oleh Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa yang akan memikat arus masuk ke aset lokal.
"Kebijakan moneter Jepang dapat menyebabkan pelemahan yen yang bisa menjadi negatif bagi prospek beberapa negara berkembang yang bergantung pada ekspor. Sementara itu mungkin menguntungkan negara-negara dengan konsumsi domestik yang kuat seperti Indonesia. Beberapa investor juga berspekulasi akan ada pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral lainnya," kata Kim Kwie Sjamsudin, Kepala Penelitian Yuanta Securities Indonesia.
Rupiah menguat 175 poin ke Rp13.603/US$
Rupiah menguat kencang, mata uang di Asia Tenggara akhirnya kompak menguat.
Dolar Singapura (+0,06%), peso Filipina (+0,36%), ringgit Malaysia (+0,40%), baht Thailand (+0,21%), dan rupiah menguat 210 poin atau 1,53% ke Rp13.568/US$
Rupiah teruskan penguatan tajam di akhir perdagangan sesi I bursa saham, telah menguat 195 poin atau 1,42% ke Rp13.583 per dolar AS.
Setelah rilis data inflasi januari 2016, lari rupiah makin kencang.
Rupiah menguat 1,31% atau 180 poin ke Rp13.598
Harga jual dan beli dolar di tiga bank, Senin (1/2/2016)
Bank | Pk. WIB | Beli (Rp/US$) | Jual (Rp/US$) |
Mandiri | 10.53 | 13.615 | 13.655 |
BNI | 10.26 | 13.510 | 13.790 |
BCA | 10.33 | 13.625 | 13.645 |
Sumber: Masing-masing laman perbankan
Permintaan yang semakin lemah membuat penyusutan aktivitas pabrik-pabrik di China berlanjut hingga 2016.
Caixin China Flash Manufacturing PMI, indeks manufaktur yang diterbitkan oleh Markit, berada di level 48,4 pada Januari. Indeks PMI mengukur perkembangan kinerja industri dengan level 50 atau lebih tinggi mengindikasikan ekspansi.
Aktivitas industri manufaktur China kini telah berkontraksi selama 11 bulan, memburuk seiring dengan perlambatan pertumbuhan dan pergeseran ekonomi China ke sektor jasa.
Permintaan yang masih lemah membuat pabrik-pabrik di Negeri Tiongkok terus memangkas pembelian bahan baku dan mengurangi tenaga kerja pada Januari.
Biaya produksi juga semakin rendah pada awal 2016 mengikuti penurunan tajam harga komoditas dan minyak mentah sejak pergantian tahun.
“Data yang dirilis baru-baru ini memberikan indikasi ekonomi China masih dalam proses bottoming out. Tekanan pada pertumbuhan ekonomi masih berat di tengah volatilitas pasar finansial global,” kata He Fan, ekonom dari Caixin Insight Group.
Indeks manufaktur China masih kontraksi, dolar Singapura (-0,02%) ikut ringgit Malaysia (-1,16%) melemah.
Lainnye menguat, yaitu peso Filipina (+0,13%), baht Thailand (+0,07%), dan rupiah makin kencang dengan penguatan 0,92% atau 127 poin ke 13.651 per dolar AS
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (1/2/2016) akan memonitor besaran inflasi yang akan dirilis Badan Pusat Statistik siang ini.
“Inflasi yang naik akan sedikit memberikan dampak negatif terhadap aset berdenominasi rupiah tetapi tidak akan mengurangi harapan pemangkasan BI rate lanjutan.
Dikemukakan rupiah menguat tajam bersamaan dengan imbal hasil SUN 10 tahun yang turun ke 8,2% pada penutupan perdagangan Jumat, menyusul naiknya harga minyak.
Dolar lemah serta terjadi penurunan imbal hasil terlihat merata di pasar global, hal ini menandakan dominasi faktor eksternal.
Sementara itu, ujarnya, harga minyak yang terus membaik diperkirakan masih akan memberikan dukungan penguatan terhadap rupiah.
Pasar uang juga menyoroti kebijakan bank sentral Jepang (BoJ)
“Walaupun tidak menambah jumlah program pembelian aset, BoJ memangkas suku bunga acuan 20 bps menjadi -0,1%, untuk memacu inflasi mendekati target yang 2% YoY,” kata Rangga.
Hal itu, tambahnya, mendorong yen melemah tajam 2,1% tetapi justru membuat mata uang lain di Asia menguat secara merata terhadap dolar. Harga minyak yang naik tajam mungkin juga jadi penyebab.
“Kekhawatiran terhadap currency war belum terlihat sampai saat ini di Asia,” kata Rangga.
Sementara itu, ujarnya, walaupun dolar menguat akibat pelemahan yen, pertumbuhan PDB AS di kuartal IV/2015 direvisi turun signifikan menjadi 0,7% YoY.
“Pagi ini ditunggu indeks manufaktur Tiongkok dan Jepang. Di malam hari ISM manufacturing AS diperkirakan naik tipis,” kata Rangga.
Mata uang di Asia Tenggara mayoritas menguat, hanya ringgit Malaysia yang melemah (-0,18%).
Lainnya menguat, yaitu dolar Singapura (+0,03%), peso Filipina (+0,17%), baht Thailand (+0,09%), dan rupiah menguat 0,63% atau 86 poin ke Rp13.692 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah kian menguat 0,65% atau 90 poin ke level Rp13.688 per dolar AS pagi ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan sejumlah data ekonomi Indonesia pada hari ini pukul 11.00 WIB.
Berdasarkan agenda dalam laman resminya, sejumlah data ekonomi yang akan dirilis hari ini adalah:
- Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Januari 2016 ,
- Indeks Harga Perdagangan Besar Januari 2016,
- Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah Januari 2016 ,
- Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Desember 2015,
- Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang serta Mikro dan Kecil Triwulan IV-2015,
- Perkembangan Indeks Harga Produsen Triwulan IV-2015, dan
- Perdagangan Komoditas Strategis 2015
Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan di hari keempat dengan dibuka menguat 0,02% atau 3 poin ke level Rp13.775 per dolar AS pada perdagangan Senin (1/2/2016).
Selanjutnya rupiah terus terapresiasi 0,09% atau 13 poin ke level Rp13.765 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS menunjukkan pelemahan sebesar 0,06% ke level US$99,55.
Nilai tukar rupiah diprediksi menguat menjelang dirilisnya sejumlah data ekonomi Indonesia.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang support 13.700 dan resisten 13.650.
"Menjelang rilisnya data-data ekonomi Indonesia dan capital inflow yang terlihat kembali masuk baik di ekuitas maupun obligasi membuat kami semakin optimis terhadap penguatan lanjutan," paparnya dalam riset.
Penguatan Rupiah pun turut ditopang langkah Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service yang kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (invesment grade) pada sehari sebelumnya dimana Moody's memberikan afirmasi sovereign credit rating Republik Indonesia pada Baa3/stable outlook.
Sementara itu laju dolar AS terlihat masih melanjutkan pelemahannya terhadap beberapa mata uang dunia seiring sentimen minyak dunia yang terus melanjutkan penguatannya.