Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana: MI Antusias, KSEI Catat 16 Produk Baru

Peluncuran produk baru menjadi salah satu strategi manajer investasi untuk mengejar target pertumbuhan dana kelolaan pada tahun ini. Sepanjang Januari 2016, tercatat ada 16 produk reksa dana baru yang mengantongi izin efektif dari otoritas bursa.
Investor mendapat penjelasan produk reksa dana yang digelar dalam pesta reksa dana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (27/01/2016). /Bisnis.com
Investor mendapat penjelasan produk reksa dana yang digelar dalam pesta reksa dana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (27/01/2016). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Peluncuran produk baru menjadi salah satu strategi manajer investasi untuk mengejar target pertumbuhan dana kelolaan pada tahun ini. Sepanjang Januari 2016, tercatat ada 16 produk reksa dana baru yang  mengantongi izin efektif dari otoritas bursa.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, mayoritas produk reksa dana baru yang terdaftar merupakan reksa dana terproteksi.

Tercatat, ada 10 reksa dana terproteksi yang kode ISIN-nya terdaftar sepanjang Januari 2016.

Enam produk reksa dana baru lainnya terdiri dari 3 reksa dana saham, 2 reksa dana syariah, dan 1 reksa dana pasar uang.

Manajer Investasi yang paling banyak mengantongi izin efektif produk reksa dana baru pada Januari 2016 adalah BNI Asset Management.

Tiga produk BNI Asset Management yang mendapat izin efektif pada bulan lalu, yakni Reksa Dana Terproteksi BNI-AM Proteksi LXIII, Reksa Dana Terproteksi BNI-AM Proteksi Parasatya, dan Reksa Dana Syariah Terproteksi BNI-AM Proteksi Syariah Wimala.

Ayu Widuri, Chief Business Development Officer PT Samuel Aset Manajemen, menilai awal tahun merupakan momen yang tepat untuk meluncurkan produk reksa dana baru.

Pada kuartal I/2016 ini, SAM berencana untuk menerbitkan dua produk baru, yakni reksa dana pendapatan tetap (obligasi) dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) berbasis sektor riil.

"Kuartal I/2016 kita fokus ke bonds dan RDPT. Ke depan lebih inovatif, reksa dana indeks atau reksa dana yang syariah berbasis SUKUK untuk memenuhi kebutuhan investor kita," ujarnya pekan lalu.

Hingga akhir 2015, SAM mengelola 13 produk reksa dana yang terdiri dari 5 reksa dana terbuka dan 8 reksa dana terstruktur/terproteksi.

Total dana kelolaan SAM hingga 31 Desember 2015 mencapai Rp4,5 triliun. Sekitar 93% asset under management (AUM) SAM berasal dari investor institusi dan hanya 7% yang dihimpun dari investor institusi.

Padahal, jumlah akun investor institusi hanya 169, sedangkan akun investor ritel mencapai lebih dari 6.200. "Tahun ini kalau indeks bergerak 10%-12%, kita harap AUM bisa naik 10%, begitu pula jumlah rekening," tuturnya.

Reksa Dana: MI Antusias, KSEI Catat 16 Produk Baru

Fund Manager PT Corfina Capital Asset Management Iwan Triadji menuturkan seiring dengan target AUM yang meningkat empat kali lipat dari Rp25 miliar menjadi Rp100 miliar, Corfina Capital akan meluncurkan produk baru sekaligus menjalin rantai distribusi dengan mitra strategis.

Saat ini, Corfina Capital AM memiliki tiga produk, yakni 2 reksa dana saham dan 1 RDPT berbasis efek. "Kami lagi proses corfina equity syariah. Kemarin kita sudah ke dewan syariah nasional. Kira-kira Maret kita akan launching kalau sudah mendapatkan izin efektif dari OJK," tuturnya. 

Selain itu, Corfina juga mempertimbangkan rencana untuk meluncurkan produk RDPT berbasis sektor riil.

Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma menambahkan peluncuran produk reksa dana baru sangat tergantung oleh kondisi pasar.

Dalam waktu dekat, BNP Paribas Investment Partners segera meluncurkan produk BNP Paribas Cakra Syariah USD yang telah mengantongi pernyataan efektif dari OJK pada 4 Desember 2015.

"Kami sih ingin meluncurkan 1-2 produk lainnya, tetapi kita belum bisa bicara produk apa. Karena kita masih melihat kondisi pasarnya seperti apa," tutur Vivian.

Mengingat produk reksa dana BNP Paribas sudah cukup beragam, Vivian mengatakan produk baru yang akan diluncurkan pada tahun ini harus memiliki diferensiasi dan nilai tambah bagi investor.

Pada tahun ini, BNP Paribas Investment Partners menargetkan dana kelolaan sebesar Rp34 triliun-35 triliun atau naik 10% dari capaian tahun lalu yang mencapai Rp31,5 triliun.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan masih mengkaji aturan penurunan nilai aktiva bersih (NAB) minimal yang harus dipenuhi oleh satu produk reksa dana konvensional.

Pasalnya, saat ini NAB minimal reksa dana syariah telah diturunkan dari Rp25 miliar menjadi Rp10 miliar. Namun, NAB minimal produk reksa dana konvensional masih tetap Rp25 miliar.

"Prinsipnya akan turun jumlahnya sehingga memberikan kesempatan lebih bagi reksa dana untuk bisa tetap ada di industri sebelum dibubarkan karena dana kelolaan enggak sampai Rp10 miliar. Untuk yang konvensional," kata Nurhaida di BEI, Jumat (29/1).

Berdasarkan data OJK per 23 Desember 2015, ada 1.083 produk reksa dana yang terdaftar dengan total NAB sebesar Rp268,44 triliun dan jumlah unit penyertaan sebanyak 181,94 miliar unit dari 15 jenis reksa dana. ()

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper